Tuesday, 21 June 2016

Turkmenistan, negara yang tertutup

  Korea Utara memang dikenal sebagai negara yang sangat tertutup dengan dunia luar. Pemerintah mereka menerapkan peraturan-peraturan yang cukup ketat untuk turis yang ingin masuk ke negara tersebut. Tak hanya itu, pemerintah Korea Utara juga membatasi segala informasi dalam negeri untuk dikonsumsi masyarakat luar. Penduduknya pun merasa hal yang sama, ruang gerak mereka di batasi. Sehingga negera tersebut dikucilkan, serta menjadi negara yang cukup misterius.

Ternyata tak hanya Korea Utara saja yang menerapkan peraturan seperti itu. Turkmenistan juga tak kalah gilanya dalam mengisolasi diri dari dunia Internasional. Negara bekas Uni Soviet tersebut menerapkan peraturan yang tak kalah edan nya dengan Korea Utara. Turkmenistan membatasi diri mereka dari dunia luar, tak hanya itu mereka juga sangat mempersulit turis-turis yang ingin berkunjung.

Tak sedikit turis yang kecewa karena gagal untuk berkunjung ke Turkmenistan. Mari saya ajak kalian berkenalan dengan wajah Turkmenistan terlebih dahulu dengan picstory yang sudah saya buat sedemikian rupa agar mudah kalian pahami. Enjoy this!
 
1. Dari tepi Gurun Karakum, berdiri kokoh sebuah Ibu kota negara Turkmenistan, Ashgabat. 

Ashgabat adalah kota metropolitan modern yang berkilau dengan segala kemewahan yang tampaknya tak sesuai dengan "lazimnya" Asia Tengah saat ini. 

 

4. Kota ini semakin cantik dengan kubah istana berlapis emas murni, air mancur yang terpancar setiap harinya serta lampu-lampu cantik yang senantiasa menerangi monumen dan bangunan-bangunan kementrian 
  Seluruhnya seakan ingin menunjukkan bahwa kota ini adalah kota saingan Abu Dhabi atau Dubai dalam hal kemewahan dan kekayaannya.    
5. Bangunan-bangunan di sepanjang jalan Garassyzlyk saýoly terlihat seperti seni bagaikan impian para arsitek. Tatananya nyaris sempurna.     6. Ashgabat adalah ibu kota yg memiliki cukup banyak monumen didalamnya.
 
7. Contohnya Monumen Negara berukuran lebih dari 600 kaki ini, dan tampak dari kejauhan pusat tele-radio milik Turkmen yang siap mengudara. 


 8. Pada tahun 1948, Kota Ashgabat pernah ditimpa bencana gempa bumi yang cukup dahsyat.
Hampir seluruh isi kota musnah dan menewaskan hampir sekitar 110.000 jiwa. Keadaan inilah yang kemudian mengharuskan Pemerintah untuk membangun kembali kota Ashgabat dengan gaya Sovietnya. 9. Dan pada tahun 1991, setelah Uni Soviet runtuh, Saparmurat Niyazov ditunjuk sebagai Presiden pertama untuk memimpin sebuah negara independen yaitu Turkmenistan. 
10. Nizayov berhasil mendirikan bangunan perumahan nan mewah, monumen dan taman kemerdekaan mereka sendiri.
 
Hasilnya adalah kota Ashgabat yang sekarang, sebuah kota yang tampak baru nan modern. Anehnya, kota ini terasa terlalu steril dan lengang. Sepi sekali.  11. Pada tahun 2013, Ashgabat masuk ke dalam Guinness Book of World Records karena memiliki konsentrasi paling tinggi pada bangunannya yang mayoritas berbahan marmer putih.
Di kota yang terbilang cukup kecil, Ashgabat memiliki 543 bangunan yang seluruhnya tertutupi oleh 4,5 juta meter kubik marmer putih asal Italia. Gambar di atas adalah pusat hiburan di Alem, yang dinobatkan sebagai Ferris wheel terbesar di dunia berbahan dasar marmer putih pada tahun 2012. Biaya yang digelontorkan pemerintah kala itu mencapai lebih dari 315 juta manat Turkmen untuk membangunnya.
12. Pada malam hari, Gedung-gedung Putih di Ashgabat terlihat lebih mencolok.
Pasalnya gedung ini akan memiliki nuansa yang berbeda saat matahari telah membenamkan dirinya. Gemerlap Warna neon menerangi sisi luar gedung dengan cahaya lampu yang ekstra kuat. Perubahan warna dari merah ke hijau, hijau ke biru setiap menitnya, membuat yang melihatnya seperti sedang berada didiskotik dalam kota. 13. Pada tahun 1995, pemerintah Turkmenistan menyatakan akan tetap netral alias bergabung dalam negara dunia ketiga.Bahkan kebijakan luar negeri Turkmenistan telah diakui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa. Untuk memperingati ini, Presiden mendirikan monumen atas kenetralan negaranya.14. Sebagai bagian dari rencana pembangunan negara, Presiden Niyazov juga membuat gebrakan untuk membangkitkan kembali budaya masyarakat Turkmen sebagai salah satu prioritas utamanya.Ia menulis buku, Ruhnama (buku jiwa), yang diajarkan di semua sekolah di Turkmenistan untuk membimbing masyarakatnya dengan ide-ide moral dan rohani. Buku ini juga berisi banyak puisi dari penyair terkenal di Turkmen. Taman kemerdekaan yang ada di Ashgabat sendiri dibangun semata-mata sebagai sebuah penghormatan kepada aspek budaya Turkmen. Yang di dalamnya ada sebuah Ruhnama yang besar, dan dikelilingi oleh patung-patung pahlawan dan penyair terkenal Turkmen.  15. Seperti negara-negara Asia tengah lainnya, Acara Bazaar merupakan hal yang penting bagi kebudayaan masyarakat Turkmen.Salah satu bazaar terbesar dan tertua yang ada di Turkmenistan adalah Gulistan. Letaknya yang berada di tengah-tengah ibu kota, menjadikan Gulistan sebagai tempat yang sempurna untuk beradaptasi dengan warga setempat serta merasakan nikmatnya jajanan ala masyarakat Turkmen.  16. Beralih ke kawasan kota tua di Turkmenistan, sebelah pasar Rusia, kita bisa melihat Masjid Ghazi Ertugrul (yang juga dikenal sebagai Masjid Azadi). 
Masjid ini merupakan replika dari Masjid biru Sultanahmet yang ada di Istanbul. Masjid ini seakan mewakili hubungan persahabatan antara Turki dan Turkmenistan. Interior Masjid ditutupi dengan ukiran yang indah dan karpet tenunan tangan, benar-benar mirip dengan apa yang biasa kita temukan di masjid Istanbul.17. Dibalik kemewahan dan ke-glamouran yang dimiliki Ashgabat, kota ini juga memberlakukan sejumlah undang-undang yang terbilang aneh sejak rezim Presiden pertama mereka, Niyazov. 
18. Dikutip dari LSM Freedom House, bahwa Turkmenistan menempati peringkat 178-180 untuk urusan keterbukaan demokrasi.

19. Layaknya Korea Utara, Turkmenistan juga melakukan hal yang sama seperti yang Korea Utara lakukan dalam hal media.Presiden Turkmenistan saat ini, Gurbanguly Berdimuhamedow, diketahui memegang kontrol penuh atas media-media di sana apapaun itu. Semua yang diberitakan media-media di Turkmenistan harus melalui persetujuannya, akibatnya tidak pernah ada berita negatif yang dituliskan media-media di sana. Padahal kenyataannya tidak seperti apa yang di tuliskan di media tersebut.

Apabila ada jurnalis atau siapa pun yang mencoba mengkritik pemerintah akan otomatis di-blacklist dan dilarang untuk traveling baik ke dalam atau luar negeri. Sudah begitu, tidak jarang juga terjadi perlakuan kasar oleh pemerintah bagi siapa pun yang berontak.


20. Untuk internet, masyarakat dan traveler memang dapat mengaksesnya di sejumlah institusi Turkmenistan. Akan tetapi aturan hukum yang ada juga melarang kebebasan di dunia internet.
Setali tiga uang dengan Korea Utara, Turkmenistan juga membatasi warganya dalam hal mengakses internet. Internet hanya dapat digunakan di kantor-kantor pemerintahan saja. Selain itu, pengguna internet juga di batasi dan hanya diperbolehkan untuk mengakses beberapa situs tertentu.

Pemerintah sepenuhnya mengontrol akses internet di sana, setiap aktivitas seseorang di internet akan diketahui oleh pemerintah. Tak hanya itu, pengguna internet juga di peringatkan agar berhati-hati dalam memposting sesuatu, apabila ada orang yang memposting tentang keburukan presiden, atau mengkritik pemerintah, maka tak segan-segan akan dihukum belasan tahun atau diganjar dengan hukuman kurungan. 
  
21. Sedangkan dari segi ekonomi, siapa pun yang datang seakan dihipnosis oleh megahnya Ibukota Ashgabat yang dihiasi oleh berbagai bangunan marmer dan patung emas sang penguasa.Namun di balik itu semua, kondisi ekonomi rakyatnya ternyata tidak seindah yang terlihat di lapangan. Sementara Ashgabat sedang bersolek untuk menjadi kota yang modern di negara yang modern, kita bisa melihat kesenjangan yang nyata pada kawasan diluar ibu kota, kita bisa melihat kota yang jauh dari kata layak.
 
22. Jika ingin mendapat visa dan traveling ke Turkmenistan, ada dua cara yang bisa ditempuh.Cara pertama adalah dengan mendaftar ke tur terbatas yang dikenal sangat mahal. Cara kedua adalah dengan transit visa dengan masa berlaku tiga hingga lima hari. Semua turis yang berkunjung ke Turkmenistan sangat dibatasi ruang geraknya, mulai dari memilih guide sampai memotret semua ada aturannya. Soal guide, Turkmenistan dikenal memiliki tour guide yang kurang ajar dan tak hormat.

Ada juga peraturan yang aneh di Turkmenistan, jika ada turis yang menghina negara tersebut, maka guide diwajibkan untuk menghina turis itu juga. Dan apabila ada turis yang melakukan hal tersebut, dirinya dipastikan tidak akan pernah bisa kembali berkunjung ke sana lagi. Aturan semacam ini ternyata lebih ketat dari Korea Utara.
  sumber
 
 
 
 



No comments:

Post a Comment