Daftar Kerajaan Hindu di Indonesia
Berikut
ini akan dijelaskan mengenai sejarah Kerajaan Hindu di Indonesia beserta nama
raja dan peninggalannya, termasuk Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara,
Kerajaan Singosari, dan Kerajaan Majapahit. Adapun kerajaan Sriwijaya tidak
termasuk karena bercorak Budha saja.
1. Kerajaan Kutai
Tahun
didirikan : 350 Masehi
Letak : Muara Kaman, Kalimantan Timur
Letak : Muara Kaman, Kalimantan Timur
Kerajaan
Kutai adalah kerajaan
Hindu tertua di Indonesia yang pertama kali ada. Kerajaan ini didirikan
di abad ke-4, sekitar tahun 350 Masehi. Letak Kerajaan Kutai ada di Muara
kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Dibentuknya Kerajaan
Kutai menandai sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dan Nusantara.
Pendiri
Kerajaan Kutai adalah Kudungga. Sedangkan masa kejayaan Kerajaan Kutai terjadi
pada masa pemerintahan Raja Mulawarman. Kerajaan Kutai kemudian runtuh sekitar
tahun 1605, saat diambil alih oleh Kesultanan Kutai Kartanegara yang bercorak
Islam.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Kutai :
- Kudungga (Dewawarman)
- Asmawarman
- Mulawarman
- Marawijaya Warman
- Gajayana Warman
- Tungga Warman
- Jayanaga Warman
- Nalasinga Warman
- Nala Parana Tungga Warman
- Gadingga Warman Dewa
- Indra Warman Dewa
- Sangga Warman Dewa
- Candrawarman
- Sri Langka Dewa Warman
- Guna Parana Dewa Warman
- Wijaya Warman
- Sri Aji Dewa Warman
- Mulia Putera Warman
- Nala Pandita Warman
- Indra Paruta Dewa Warman
- Dharma Setia Warman
Peninggalan
Kerajaan Kutai :
- Tujuh buah prasasti Yupa (tugu batu)
- Kalung Cina yang terbuat dari emas
- Arca bulus
- Arca Buddha dari perunggu
- Arca batu
2. Kerajaan Tarumanegara
Tahun
didirikan : 358 Masehi
Letak : wilayah barat Pulau Jawa
Letak : wilayah barat Pulau Jawa
Kerajaan
Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di pulau Jawa, dan tertua kedua di
Indonesia setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini didirikan pada abad ke-4,
diperkirakan sekitar tahun 358 Masehi. Lokasinya di wilayah barat Pulau Jawa.
Dalam
catatan sejarah dan peninggalan artefak, kerajaan ini adalah kerajaan Hindu
beraliran Wisnu. Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara terjadi pada masa
pemerintahan Raja Purnawarman. Kerajaan Tarumanegara kemudian runtuh pada abad
ke-7, karena serbuan Kerajaan Sriwijaya sekitar tahun 669 Masehi.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Tarumanegara :
- Jayasingawarman
- Dharmayawarman
- Purnawarman
- Wisnuwarman
- Indrawarman
- Candrawarman
- Suryawarman
- Kertawarman
- Sudhawarman
- Hariwangsawarman
- Nagajayawarman
- Linggawarman
Peninggalan
Kerajaan Tarumanegara :
- Prasasti Kebon Kopi
- Prasasti Tugu
- Prasasti Cidanghiyang
- Prasasti Ciaruteun
- Prasasti Muara Cianten
- Prasasti Jambu
- Prasasti Pasir Awi
3. Kerajaan Kalingga
Tahun
didirikan : 594 Masehi
Letak : Jawa Tengah
Letak : Jawa Tengah
Kerajaan
Kalingga menjadi kerajaan bercorak Hindu-Budha pertama di kawasan pantai utara
Pulau Jawa. Kerajaan ini didirikan pada tahun 594 Masehi. Pusat pemerintahannya
diperkirakan di sekitar Pekalongan dan Jepara, kemudian pindah Magelang dan
Yogyakarta.
Kerajaan
ini juga dikenal dengan sebutan Kerajaan Halong. Kalingga sempat terpecah
menjadi dua yakni Keling dan Medang. Kerajaan Kalingga kemudian runtuh pada
tahun 782 Masehi dan diteruskan oleh Rakai Mataram dan Rakai Panangkaran di
Medang.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Kalingga :
- Prabhu Wasumurti
- Prabhu Wasugeni
- Prabhu Wasudewa
- Prabhu Wasukawi
- Prabhu Kirathasingha
- Prabhu Kartikeyasingha
- Ratu Shima
- Dewi Parwati
- Dewi Sannaha
- Sanjaya
- Rakai Panangkaran
Peninggalan
Kerajaan Kalingga :
- Prasasti Tuk Mas
- Prasasti Sojomerto
- Prasasti Rahtawun
- Candi Angin
- Candi Bubrah
- Situs Puncak Sanga Likur
- Arca Batara Guru
- Arca Wisnu
- Arca Togog
- Arca Narada
4. Kerajaan Pajajaran (Sunda Galuh)
Tahun
didirikan : 669 Masehi
Letak : Bogor dan Ciamis, Jawa Barat
Letak : Bogor dan Ciamis, Jawa Barat
Kerajaan
Pajajaran disebut juga dengan Kerajaan Sunda Galuh, merupakan kerajaan bercorak
yang didirikan pada tahun 669 Masehi. Kerajaan ini terbentuk sebagai pecahaan
Kerajaan Tarumanegara, dan merupakan penyatuan 2 kerajaan besar di Tanah Sunda
yang saling terkait erat, yaitu kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh.
Ibukota
Kerajaan Sunda ada di kota Bogor, sedangkan ibukota Kerajaan Galuh ada di
Ciamis. Keduanya kerap disatukan menjadi Kerajaan Sunda Galuh yang lebih
dikenal sebagai Kerajaan Pajajaran, meski pada teritorialnya tidak pernah
bersatu secara resmi.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Sunda :
- Maharaja Tarusbawa
- Sanjaya Harisdarma
- Tamperan Barmawijaya
- Rakeyan Banga
- Rakeyan Medang Prabu Hulukujang
- Prabu Gilingwesi
- Pucukbumi Darmeswara
- Prabu Gajah Kulon Rakeyan Wuwus
- Prabu Darmaraksa
- Windusakti Prabu Dewageng
- Rakeyan Kemuning Gading Prabu Pucukwesi
- Rakeyan Jayagiri Prabu Wanayasa
- Prabu Resi Atmayadarma Hariwangsa
- Limbur Kancana
- Prabu Munding Ganawirya
- Prabu Jayagiri Rakeyan Wulung Gadung
- Prabu Brajawisesa
- Prabu Dewa Sanghyang
- Prabu Sanghyang Ageng
- Prabu Detya Maharaja Sri Jayabupati
Nama
Raja-Raja Kerajaan Galuh :
- Wretikandayun
- Rahyang Mandiminyak
- Rahyang Bratasenawa
- Rahyang Purbasora
- Sanjaya Harisdarma
- Adimulya Premana Dikusuma
- Tamperan Barmawijaya
- Manarah
- Guruminda Sang Minisri
- Prabhu Kretayasa Dewakusalesywara Sang Triwulan
- Sang Walengan
- Prabu Linggabumi
- Prabu Gajah Kulon Rakeyan Wuwus
Nama
Raja-Raja Kerajaan Sunda Galuh :
- Darmaraja
- Langlangbumi
- Rakeyan Jayagiri Prabu Ménakluhur
- Darmakusuma
- Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu
- Ragasuci
- Citraganda
- Prabu Linggadéwata
- Prabu Ajiguna Linggawisésa
- Prabu Ragamulya Luhurprabawa
- Prabu Maharaja Linggabuanawisésa
- Prabu Bunisora
- Prabu Niskala Wastu Kancana
- Prabu Susuktunggal
- Prabu Dewa Niskala
Peninggalan
Kerajaan Pajajaran (Sunda Galuh) :
- Prasasti Jayabupati
- Prasasti Cibadak
- Prasasti Canggal
- Prasasti Calcutta
5. Kerajaan Wijayapura
Tahun
didirikan : sekitar abad ke-7 Masehi
Letak : Kalimantan Barat
Letak : Kalimantan Barat
Kerajaan
Wijayapura merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budha yang terletak di Kalimantan
Barat, dekat muara Sungai Rajang. Kerajaan ini didirikan pada sekitar abad ke-7
Masehi. Ibukota kerajaan ini bernama Panggau Libau Lendat Dibiau Takang Satu.
Wilayah
kerajaan ini dikelilingi oleh rawa-rawa dan penuh dengan pohon kelapa. Kerajaan
ini juga dikenal dengan nama Kerajaan Sambas Kuno. Seiring dengan berakhirnya
era kerajaan Hindu-Budha, maka kerajaan ini pun runtuh.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Wijayapura :
- Raja Patih Libau
- Raja Patih Sengalang Burong
- Raja Patih Telichay
- Raja Patih Gemuring Gading
- Raja Patih Kelieng
- Raja Patih Landai
- Raja Patih Romuyan
- Raja Patih Beday
- Raja Patih Laja
- Raja Patih Peshampang
- Raja Patih Manok Babari
- Raja Patih Xeniba
- Raja Patih Sumbang Lawing
Peninggalan
Kerajaan Wijayapura :
- Arca Budha emas di Sambas
- Arca Budha perak di Sambas
- Arca Budha perunggu di Sambas
6. Kerajaan Medang (Mataram Kuno)
Tahun
didirikan : 752 Masehi
Letak : Jawa Tengah, kemudian pindah ke Jawa Timur
Letak : Jawa Tengah, kemudian pindah ke Jawa Timur
Kerajaan
Medang, disebut juga sebagai Mataram Kuno atau Mataram Hindu, merupakan
kerajaan Hindu yang berdiri pada tahun 752 Masehi. Awalnya kerajaan ini
terletak di Jawa Tengah di sekitar Yogyakarta, namun kemudian pada abad ke-10
berpindah ke Jawa Timur di daerah Jombang dan Madiun.
Kerajaan
Medang ini akhirnya runtuh pada tahun 1045 Masehi. Penyebab runtuhnya kerajaan
ini adalah kekalahan Dharmawangsa dari Wurarawi dan Sriwijaya. Salah satu
peninggalan kerajaan Mataram Kuno yang paling terkenal adalah Candi Borobudur.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Medang :
- Sanjaya
- Rakai Panangkaran
- Rakai Panunggalan
- Rakai Warak
- Rakai Garung
- Rakai Pikatan
- Rakai Kayuwangi
- Rakai Watuhumalang
- Rakai Watukura Dyah Balitung
- Mpu Daksa
- Rakai Layang Dyah Tulodong
- Rakai Sumba Dyah Wawa
- Mpu Sindok
- Sri Lokapala
- Makuthawangsawardhana
- Dharmawangsa Teguh
Peninggalan
Kerajaan Medang :
- Candi Borobudur
- Candi Prambanan
- Candi Sewu
- Candi Mendut
- Candi Kalasan
- Candi Plaosan
- Candi Sambisari
- Candi Kedulan
- Candi Morangan
- Candi Sari
- Candi Ijo
- Candi Barong
- Candi Sojiwan
- Prasasti Tangeran
- Prasasti Lor
- Prasasti Bangil
- Prasasti Kalkuta
- Artifak emas yang ditemukan di Wonoboyo, Klaten
7. Kerajaan Kanjuruhan
Tahun
didirikan : sekitar abad ke-8 Masehi
Letak : Malang, Jawa Timur
Letak : Malang, Jawa Timur
Kerajaan
Kanjuruhan adalah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yang
pusatnya berada di dekat kota Malang sekarang. Diperkirakan
kerajaan ini didirikan pada abad ke-8 Masehi, namun tahunnya tidak diketahui
secara pasti. Masa kejayaan Kerajaan Kanjuruhan ada pada masa pemerintahan
Gajayana.
Kerajaan
ini masih satu zaman dengan Kerajaan Tarumanegara dan memiliki banyak basis
wilayah di Jawa Timur. Pada akhirnya Kerajaan Kanjuruhan runtuh diperkirakan
sekitar abad ke-9 Masehi, saat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Kanjuruhan :
- Dewa Singha
- Gajayana
- Pangeran Jananiya
Peninggalan
Kerajaan Kanjuruhan :
- Prasasti Dinoyo
- Candi Badut
- Candi Wurung
8. Kerajaan Kahuripan
Tahun
didirikan : 1019 Masehi
Letak : Kahuripan (sekarang Sidoarjo/Surabaya)
Letak : Kahuripan (sekarang Sidoarjo/Surabaya)
Kerajaan
Kahuripan merupakan kerajaan Hindu yang berdiri pada tahun 1019 Masehi. Pusat
pemerintahannya ada di Kahuripan, sekarang masuk wilayah Sidoarjo atau
Surabaya. Adapun kerajaan ini didirikan oleh Airlangga sebagai kelanjutan dari
kerajaan Mataram Kuno yang runtuh.
Kerajaan
Kahuripan kemudian runtuh pada tahun 1045 Masehi setelah Airlangga membagi
kerajaan menjadi dua, yakni Janggala dan Kadiri. Artinya kerajaan Kahuripan
hanya berlangsung singkat saja, yakni berdiri selama 26 tahun saja.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Kahuripan :
- Airlangga
Peninggalan
Kerajaan Kahuripan :
- Prasasti Pamwatan
9. Kerajaan Janggala
Tahun
didirikan : 1045 Masehi
Letak : Kahuripan (sekarang Sidoarjo/Surabaya)
Letak : Kahuripan (sekarang Sidoarjo/Surabaya)
Kerajaan
Janggala (atau Jenggala) adalah kerajaan bercorak Hindu yang merupakan pecahan
dari Kerajaan Kahuripan. Pada tahun 1045, Kerajaan Kahuripan terpecah menjadi
dua yakni Janggala dan Kediri. Kerajaan Janggala tetap berpusat di Kahuripan,
sekarang merupakan wilayah di sekitar Sidoarjo dan Surabaya.
Kerajaan
Janggala kemudian runtuh di tahun 1136 Masehi setelah ditaklukkan oleh Sri
Jayabhaya dari Kerajaan Kediri. Pada akhirnya Janggala dan Kediri yang merupakan
pecahan dari Kahuripan kembali bersatu di bawah nama Kerajaan Kediri.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Janggala :
- Mapanji Garasakan
- Alanjung Ahyes
- Samarotsaha
Peninggalan
Kerajaan Janggala :
- Prasasti Turun Hyang II
- Prasasti Kambang Putih
- Prasasti Malenga
- Prasasti Banjaran
- Prasasti Sumengka
- Prasasti Terep
- Prasasti Pamwatan
- Prasasti Ngantang
10. Kerajaan Kediri
Tahun
didirikan : 1045 Masehi
Letak : Kediri, Jawa Timur
Letak : Kediri, Jawa Timur
Kerajaan
Kediri (atau Kadiri), dikenal juga dengan sebutan Panjalu, merupakan kerajaan
bercorak Hindu-Budha yang berasal dari pecahan Kerajaan Kahuripan. Pada tahun
1045 Masehi, Kerajaan Kahuripan terpecah menjadi dua, yakni Kerajaan Kediri dan
Janggala.
Pusat
pemerintahannya ada di Daha, sekarang menjadi kota Kediri. Pada tahun 1136,
Kediri menaklukkan Janggala sehingga keduanya kembali bersatu. Adapun Kerajaan
Kediri kemudian runtuh pada tahun 1222 Masehi usai terjadi pemberontakan Ken
Arok.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Kediri :
- Sri Samarawijaya
- Sri Jayawarsa
- Sri Bameswara
- Sri Jayabhaya
- Sri Sarweswara
- Sri Aryeswara
- Sri Gandra
- Sri Kameswara
- Sri Kertajaya
Peninggalan
Kerajaan Kediri :
- Prasasti Pamwatan
- Prasasti Sirah Keting
- Prasasti Padelegan I
- Prasasti Panumbangan
- Prasasti Tangkilan
- Prasasti Ngantang
- Prasasti Talan
- Kakawin Bharatayuddha
- Prasasti Padelegan II
- Prasasti Kahyunan
- Prasasti Angin
- Prasasti Jaring
- Prasasti Ceker
- Kakawin Smaradahana
- Prasasti Galunggung
- Prasasti Kamula
- Prasasti Palah
- Prasasti Wates Kulon
- Nagarakretagama
- Pararaton
11. Kerajaan Singosari
Tahun
berdiri : 1222 Masehu
Letak : Malang, Jawa Timur
Letak : Malang, Jawa Timur
Kerajaan
Singasari (sering ditulis Singosari) merupakan kerajaan Hindu-Budha yang
berpusat di daerah Singasari, Malang, Jawa Timur. Berdasarkan bukti prasasti,
nama asli kerajaan ini adalah Kerajaan Tumapel. Kerajaan ini dibentuk pada
tahun 1222 Masehi oleh Ken Arok.
Dibentuknya
kerajaan ini tak lepas dari runtuhnya Kerajaan Kediri karena pengkhianatan Ken
Arok. Masa kejayaan Kerajaan Singasari ada pada masa pemerintahan Kertanagara.
Singosari kemudian runtuh pada tahun 1292 karena serangan Jayakatwang dari
Gelanggelang.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Singosari
- Ken Arok
- Anusapati
- Tohjaya
- Wisnuwardhana
- Kertanagara
Peninggalan
Kerajaan Singosri :
- Candi Singhasari
- Prasasti Kudadu
- Prasasti Mula Malurung
- Arca Amoghapasa
- Arca Prajnaparamita
- Kitab Pararaton
- Kitab Nagarakretagama
12. Kerajaan Majapahit
Tahun
didirikan : 1292 Masehi
Letak : Mojokerto, Jawa Timur
Letak : Mojokerto, Jawa Timur
Kerajaan
Majapahit (sering ditulis Mojopahit) merupakan kerajaan yang berpusat di Jawa
Timur. Pusat pemerintahannya ada di Mojokerto, sebelum dipindah ke Kediri.
Banyak peninggalan
Kerajaan Majapahit ditemukan di situs Trowulan. Majapahit mampu
menguasai sebagian besar wilayah Nusantara hingga ke luar negeri, sehingga
disebut sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia.
Kerajaan
ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai
wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa
dari tahun 1350 hingga 1389. Kejayaan Majapahit diraih berkat bantuan
mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada, Majapahit menguasai
lebih banyak wilayah.
Wilayah
kekuasaannya terbentang dari Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan,
hingga wilayah Indonesia timur. Kerajaan ini runtuh pada tahun 1527 karena
invasi Kesultanan Demak sekaligus menandai bergantinya era dari Kerajaan
Hindu-Budha menujuke Kerajaan Islam.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Majapahit :
- Raden Wijaya
- Kalagamet (Sri Jayanagara)
- Sri Gitarja (Tribhuwana Wijayatunggadewi)
- Hayam Wuruk
- Wikramawardhana
- Suhita (Dyah Ayu Kencana Wungu)
- Kertawijaya
- Rajasawardhana
- Purwawisesa (Girishawardhana)
- Bhre Pandansalas (Suraprabhawa)
- Bhre Kertabumi
- Girindrawardhana
- Patih Udara
Peninggalan
Kerajaan Majapahit :
- Candi Tikus
- Candi Bajang Ratu
- Candi Suku
- Candi Brahu
- Candi Wringin Lawang
- Candi Ceto
- Candi Surawana
- Candi Wringin Branjang
- Candi Pari
- Candi Kedaton
- Candi Minak Jinggo
- Candi Grinting
- Candi Jolotundo
- Candi Gentong
- Prasasti Alasantan
- Prasasti Kamban
- Prasasti Hara-Hara
- Prasasti Maribong
- Prasasti Wurare
- Prasasti Kudadu
- Prasasti Sukamerta
- Prasasti Butulan
- Prasasti Balawi
- Prasasti Canggu
- Prasasti Biluluk I
- Prasasti Karang Bogem
- Prasasti Katiden
- Prasasti Biluluk II
- Prasasti Biluluk III
- Prasasti Lumpang
- Prasasti Waringin Pitu
- Prasasti Marahi Manuk
- Prasasti Parung
- Kitab Negarakertama
- Kitab Sutasoma
- Kitab Arjunawiwaha
- Kitab Kutaramanawa
- Kitab Kunjakarna
- Kitab Parthayajna
- Kitab Pararaton
- Kitab Sudayana
- Kitab Ronggolawe
- Kitab Sorandakan
- Kitab Panjiwijayakarma
- Kitab Usana Jawa
- Kitab Usana Bali
- Kitab Tantu Panggelaran
- Kitab Calon Arang
13. Kerajaan Kuripan
Tahun
berdiri : (tidak diketahui)
Letak : Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan
Letak : Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan
Kerajaan
Kuripan adalah kerajaan kuno bercorak Hindu Syiwa dan Budha Kaharingan yang
terletak di kecamatan Danau Panggang, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan,
tepatnya di sebelah hilir dari negeri Candi Agung (Amuntai Tengah). Sebutan
lain untuk nama kerajaan ini adalah Kahuripan.
Tidak
diketahui kapan Kerajaan ini pertama berdiri, namun akhirnya runtuh di tahun
1387 Masehi dan digantikan oleh Kerajaan Negara Dipa. Tercatat hanya 1 ratu
yang pernah memerintah kerajaan ini, yang diberi gelar Ratu Kuripan.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Kuripan :
- Ratu Kuripan
Peninggalan
Kerajaan Kuripan :
- Candi Agung
14. Kerajaan Negara Dipa
Tahun
berdiri : 1387 Masehi
Letak : Amuntai, Kalimantan Selatan
Letak : Amuntai, Kalimantan Selatan
Kerajaan
Negara Dipa adalah kerajaan bercorak Hindu Syiwa dan Budha Kaharingan yang
didirikan pada tahun 1387 Masehi. Kerajaan ini berdiri sebagai pengganti
Kerajaan Kuripan. Letaknya ada di pedalaman Kalimantn Selatan, tepatnya di
Amuntai yang sekarang dikenal sebagai Tabasan.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Negara Dipa :
- Ampu Djatmaka
- Lambung Mangkurat
- Raden Galuh Ciptasari
- Raden Aria Gegombak
- Aria Dewangsa
- Putri Kalungsu
Peninggalan
Kerajaan Negara Dipa :
- Candi Laras
- Candi Agung
- Prasasti Trailokyapuri
15. Kerajaan Negara Daha
Tahun
didirikan : 1478 Masehi
Letak : Nagara, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan
Letak : Nagara, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan
Kerajaan
Negara Daha adalah kerajaan bercorak Hindu yang didirikan pada tahun 1478
Masehi. Kerajaan ini menjadi pengganti Kerajaan Negara Dipa. Pusat
pemerintahannya ada di Nagara, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Kerajaan
Negara Daha merupakan kelanjutan dari Negara Dipa yang saat itu
berkedudukan di Kuripan. Pemindahan ibu kota dilakukan untuk menghindari
bala bencana karena kota itu dianggap sudah kehilangan tuahnya. Kerajaan ini
runtuh di tahun 1520 Masehi dan digantikan Kesultanan Banjar yang bercorak
Islam.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Negara Daha :
- Raden Sekar Sungang
- Raden Sukarama
- Raden Paksa
- Raden Panjang
Peninggalan
Kerajaan Negara Daha :
- Candi Agung
- Candi Laras
Daftar Kerajaan Budha di Indonesia
Berikut
ini akan dijelaskan mengenai sejarah Kerajaan Buddha di Indonesia beserta nama
raja dan peninggalannya, termasuk Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Kuno.
Untuk kerajaan Budha yang berpadu dengan Hindu, juga dijelaskan dalam daftar di
bagian bawah.
1. Kerajaan Kalingga
Tahun
didirikan : 594 Masehi
Letak : Jawa Tengah
Letak : Jawa Tengah
Kerajaan
Kalingga menjadi kerajaan bercorak Budha pertama di kawasan pantai utara Pulau
Jawa. Kerajaan ini didirikan pada tahun 594 Masehi. Pusat pemerintahannya
diperkirakan di sekitar Pekalongan dan Jepara, kemudian pindah Magelang dan
Yogyakarta.
Kerajaan
ini juga dikenal dengan sebutan Kerajaan Halong. Kalingga sempat terpecah
menjadi dua yakni Keling dan Medang. Kerajaan Kalingga kemudian runtuh pada
tahun 782 Masehi dan diteruskan oleh Rakai Mataram dan Rakai Panangkaran di
Medang.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Kalingga :
- Prabhu Wasumurti
- Prabhu Wasugeni
- Prabhu Wasudewa
- Prabhu Wasukawi
- Prabhu Kirathasingha
- Prabhu Kartikeyasingha
- Ratu Shima
- Dewi Parwati
- Dewi Sannaha
- Sanjaya
- Rakai Panangkaran
Peninggalan
Kerajaan Kalingga :
- Prasasti Tuk Mas
- Prasasti Sojomerto
- Prasasti Rahtawun
- Candi Angin
- Candi Bubrah
- Situs Puncak Sanga Likur
- Arca Batara Guru
- Arca Wisnu
- Arca Togog
- Arca Narada
2. Kerajaan Sriwijaya
Tahun
didirikan : sekitar abad ke-6 Masehi
Letak : Palembang, Sumatera Selatan
Letak : Palembang, Sumatera Selatan
Kerajaan
Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan Budha pertama di Indonesia. Sriwijaya
didirikan sekitar tahun 600-an Masehi dan pusat pemerintahannya di Palembang,
Sumatera Selatan. Sriwijaya menjadi kemaharajaan yang sempat berjaya dan
menguasai Nusantara.
Sriwijaya
banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan berdasarkan peta
membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa
Barat dan Jawa Tengah. Sriwijaya menjadi kerajaan bahari yang memanfaatkan
perdagangan maritim lewat jalur perairan.
Sriwijaya
kemudian runtuh pada sekitar tahun 1100-an Masehi karena beberapa peperangan,
salah satunya serangan Rajendra Chola I dari Koromandel pada tahun 1025, hingga
kemudian pada tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya berada di bawah kendali kerajaan
Dharmasraya. Hingga kini ada banyak peninggalan
Kerajaan Sriwijaya berbentuk candi dan prasasti yang ditemukan.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Sriwijaya :
- Dapunta Hyang (Sri Jayanasa)
- Rudra Wikrama
- Sri Indrawarman
- Sri Maharaja
- Dharanindra (Rakai Panangkaran)
- Samaragrawira (Rakai Warak)
- Samaratungga (Rakai Garung)
- Balaputradewa
- Sri Udayaditya Warmadewa
- Sri Cudamani Warmadewa
- Sri Mara-Vijayottunggawarman
- Haji Sumatrabhumi
- Sangrama-Vijayottunggawarman
- Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
Peninggalan
Kerajaan Sriwijaya :
- Candi Muara Takus
- Candi Muaro Jambi
- Candi Biaro Bahal
- Candi Kota Kapur
- Gapura Sriwijaya
- Prasasti Kota Kapur
- Prasasti Ligor
- Prasasti Palas Pasemah
- Prasasti Hujung Langit
- Prasasti Telaga Batu
- Prasasti Kedukan Bukit
- Prasasti Talang Tuwo
- Prasasti Leiden
- Prasasti Amoghapasha
- Prasasti Bukit Siguntang
- Prasasti Karang Birahi
3. Kerajaan Mataram Kuno
Tahun
didirikan : 752 Masehi
Letak : Jawa Tengah, kemudian pindah ke Jawa Timur
Letak : Jawa Tengah, kemudian pindah ke Jawa Timur
Kerajaan
Mataram Kuno atau dikenal sebagai Kerajaan Medang, merupakan kerajaan yang
berdiri pada tahun 752 Masehi. Awalnya kerajaan ini terletak di Jawa Tengah di
sekitar Yogyakarta, namun kemudian pada abad ke-10 berpindah ke Jawa Timur di
daerah Jombang dan Madiun.
Saat
pertama didirikan kerajaan ini bercorak Hindu Syiwa. Ketika dinasti
Sailendrawangsa berkuasa, agama resmi kerajaan berganti menjadi Buddha aliran
Mahayana sehingga sempat dikenal dengan nama Kerajaan Mataram Buddha.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Mataram Kuno :
- Sanjaya
- Rakai Panangkaran
- Rakai Panunggalan
- Rakai Warak
- Rakai Garung
- Rakai Pikatan
- Rakai Kayuwangi
- Rakai Watuhumalang
- Rakai Watukura Dyah Balitung
- Mpu Daksa
- Rakai Layang Dyah Tulodong
- Rakai Sumba Dyah Wawa
- Mpu Sindok
- Sri Lokapala
- Makuthawangsawardhana
- Dharmawangsa Teguh
Peninggalan
Kerajaan Mataram Kuno :
- Candi Borobudur
- Candi Prambanan
- Candi Sewu
- Candi Mendut
- Candi Kalasan
- Candi Plaosan
- Candi Sambisari
- Candi Kedulan
- Candi Morangan
- Candi Sari
- Candi Ijo
- Candi Barong
- Candi Sojiwan
- Prasasti Tangeran
- Prasasti Lor
- Prasasti Bangil
- Prasasti Kalkuta
- Artifak emas yang ditemukan di Wonoboyo, Klaten
4. Kerajaan Dharmasraya
Tahun
didirikan : 1183 Masehi
Letak : Dharmasraya, Sumatera
Letak : Dharmasraya, Sumatera
Kerajaan
Dharmasraya merupakan kerajaan Budha yang terletak di Sumatera, Indonesia.
Lokasi kerajaan ini terletak di hulu Sungai Batanghari. Nama ini muncul seiring
dengan melemahnya Kerajaan Sriwijaya karena serangan Rajendra Chola I dari
Koromandel pada tahun 1025 Masehi.
Secara
resmi, kerajaan ini kemudian terbentuk sejak tahun 1183 Masehi. Pada akhirnya,
Dharmasraya kemudian runtuh pada tahun 1347 Masehi usai dikuasai oleh
Adityawarman. Kemudian Dharmsraya berubah menjadi Kerajaan Malayapura.
Nama
Raja-Raja Dharmasraya :
- Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
- Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
- Srimat Sri Akarendrawarman
- Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa
Peninggalan
Kerajaan Dharmasraya :
- Prasasti Grahi
- Prasasti Padang Roco
- Prasasti Suruaso
- Prasasti Kuburajo
- Prasasti Batusangkar
- Arca Bhairawa
- Arca Amoghapasa
- Arca Buddha
5. Kerajaan Sri Bangun
Tahun
didirikan : (tidak diketahui)
Letak : Bangun, Kalimantan Timur
Letak : Bangun, Kalimantan Timur
Kerajaan
Sri Bangun merupakan kerajaan bercorak Budha yang terletak di Kalimantan Timur,
tepatnya di kota Bangun, tak jauh dari Tenggarong ibukota Kabupaten Kutai
Kartanegara. Kerajaan ini merupakan penerus Kerajaan Martadipura.
Namun
berbeda dengan Martadipura yang bercorak Hindu, Kerajaan Sri Bangun ini malah
bercorak Buddha. Raja kerajaan Sri Bangun yang paling terkenal bernama Raja
Qeva.
Nama
Raja-Raja Kerajaan Sri Bangun :
- Raja Qeva
Peninggalan
Kerajaan Sri Bangun :
- Arca Buddha Pengembara
- Patung Lembu Nandi
- Patung Singa Noleh
- Situs Sri Bangun
Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia :
Daftar
di atas hanya membahas kerajaan bercorak Budha murni. Untuk kerajaan
Hindu-Budha di Indonesia, kami tampilkan listnya berikut ini, termasuk Kerajaan
Singosari dan Kerajaan Majapahit.
- Kerajaan Wijayapura
- Kerajaan Kalingan
- Kerajaan Kuripan
- Kerajaan Negara Dipa
- Kerajaan Negara Daha
- Kerajaan Tarumanegara
- Kerajaan Kahuripan
- Kerajaan Janggala
- Kerajaan Kediri
- Kerajaan Singasari
- Kerajaan Majapahit
Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia
Berikut
ini adalah nama nama kerajaan Islam di Indonesia yang besar dan terkenal
beserta sejarah, tahun berdiri dan tahun runtuhnya, masa kejayaannya, pusat
pemerintahannya, serta nama-nama raja/sultan yang pernah berkuasa dan
memerintah kesultanan.
Kerajaan Perlak
Kesultanan
Perlak atau Peureulak adalah kerajaan Islam di Indonesia yang berpusat di
wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh. Kerajaan ini diklaim sebagai kerajaan
Islam pertama di Indonesia. Perlak pertama berdiri antara tahun 840 M sampai
runtuh sekitar tahun 1292 M.
Kerajaan
ini sempat menjadi pelabuhan niaga yang maju karena letaknya yang strategis dan
dekat dengan jalur perdagangan di Selat Malaka. Perlak juga dikenal sebagai
penghasil kayu perlak, yang bagus untuk membuat kapal. Kebanyakan pedagang dari
Arab dan Persia singgah disini untuk berdagang.
Datangnya
saudagar dari Timur Tengah juga membuat perkembangan agama Islam di daerah Aceh
Timur menjadi cukup pesat. Perlak kemudian disatukan dengan Kerajaan
Samudera Pasai yang saat itu berada di bawah masa pemerintahan sultan Samudera
Pasai, Sultan Muhammad Malik Al Zahir.
Daftar
Sultan Kerajaan Perlak
- Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah (840-864)
- Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (864-888)
- Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888-913)
- Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915-918)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah Johan Berdaulat (928-932)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan Berdaulat (932-956)
- Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat (956-983)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (986-1023)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1023-1059)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat (1059-1078)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan Berdaulat (1078-1109)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan Berdaulat (1109-1135)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1135-1160)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat (1160-1173)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan Berdaulat (1173-1200)
- Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat (1200-1230)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat (1230-1267)
- Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267-1292)
Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan
Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara
pulau Sumatera. Pusatnya dekat dengan sekitar kota Lhokseumawe dan Aceh Utara
di provinsi Aceh. Kerajaan ini juga dikenal dengan nama Kesultanan Pasai atau
Samudera Darussalam. Kerajaan ini menjadi salah satu kerajaan Islam pertama di
Indonesia.
Awalnya
kerajaan Samudera Pasai didirikan pada tahun 1267 M dan kemudian runtuh pada
tahun 1521 M akibat serangan dari Portugis yang masuk ke wilayah Sumatera. Raja
pertama Samudera Pasai adalah Sultan Malik as-Saleh, ama aslinya adalah Marah
Silu.
Sejarah
kerajaan Samudera Pasai dapat ditemukan bersumberkan dari hikayat raja-raja
Pasai, serta penemuan makam raja dan koin emas di era tersebut. Bukti
keberadaan kerajaan ini juga tertera pada kitab karya musafir Maroko bernama
Abu Abdullah ibn Batuthah yang terkenal.
Daftar
Sultan Kerajaan Samudera Pasai
- Sultan Malik as-Saleh (Meurah Silu) (1267-1297)
- Sultan Al-Malik azh-Zhahir I / Muhammad I (1297-1326)
- Sultan Ahmad I (1326-1336)
- Sultan Al-Malik azh-Zhahir II (1336-1349)
- Sultan Zainal Abidin I (1349-1406)
- Ratu Nahrasyiyah (1406-1428)
- Sultan Zainal Abidin II (1428-1438)
- Sultan Shalahuddin (1438-1462)
- Sultan Ahmad II (1462-1464)
- Sultan Abu Zaid Ahmad III (1464-1466)
- Sultan Ahmad IV (1466-1466)
- Sultan Mahmud (1466-1468)
- Sultan Zainal Abidin III (1468-1474)
- Sultan Muhammad Syah II (1474-1495)
- Sultan Al-Kamil (1495-1495)
- Sultan Adlullah (1495-1506)
- Sultan Muhammad Syah III (1506-1507)
- Sultan Abdullah (1507-1509)
- Sultan Ahmad V (1509-1514)
- Sultan Zainal Abidin IV (1514-1517)
Kerajaan Aceh Darussalam
Kesultanan
Aceh Darussalam atau Aceh saja, merupakan sebuah kerajaan Islam yang berpusat
di provinsi Aceh di ujung pulau Sumatera. Kerajaan ini didirikan pertama pada
tahun 1496 M sebelum akhirnya runtuh pada tahun 1903 M. Sultan pertama kerajaan
Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah.
Pusat
pemerintahan Kesultanan Aceh Darussalam ada di kota Banda Aceh, dan sempat berpindah
ke kota Keumala sejak tahun 1873 M. Kerajaan ini dikenal memiliki ideologi
untuk menentang imperialisme bangsa Eropa yang di era itu mulai datang ke
Indonesia.
Sistem
pemerintahan pada Kesultanan Aceh Darussalam juga teratur dan sistematik,
dengan pengembangan pusat pengkajian ilmu pengetahuan, termasuk ilmu fiqih
Islam. Kesultanan Aceh akhirnya runtuh pada 1903 M setelah menyerah kepada
pihak Belanda.
Daftar
Sultan Kerajaan Aceh Darussalam
- Sultan Ali Mughayat Syah bin Sultan Syamsu Syah (1496-1528)
- Sultan ‘Adilullah bin Munawwar Syah (1528-1540)
- Sultan ‘Ali Ri’ayah Syah bin Munawwar Syah (1540)
- Sultan Salahuddin bin Ali Malik az Zahir (1530-1537)
- Sultan Alauddin bin Ali Malik az Zahir (1537-1568)
- Sultan Ali bin Alauddin Malik az Zahir (1568-1575)
- Sultan Muda (1575)
- Sultan Sri Alam (1575-1576)
- Sultan Zainal Abidin ibn Abdullah (1576-1577)
- Sultan Alauddin Mansur Syah ibn Ahmad (1577-1589)
- Sultan Ali ibn Munawar Syah (1589-1596)
- Sultan Alauddin Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604)
- Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607)
- Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636)
- Sultan Iskandar Tsani Alauddin Mughayat Syah (1636-1641)
- Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam (1641-1675)
- Sri Ratu Naqiatuddin Nurul Alam (1675-1678)
- Sri Ratu Zaqiatuddin Inayat Syah (1678-1688)
- Sri Ratu Zainatuddin Kamalat Syah (1688-1699)
- Sultan Badrul Alam Syarif Hasyim Jamaluddin (1699-1702)
- Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703)
- Sultan Jamalul Alam Badrul Munir (1703-1726)
- Sultan Jauharul Alam Aminuddin (1726)
- Sultan Syamsul Alam (1726-1727)
- Sultan Alauddin Ahmad Syah (1727-1735)
- Sultan Alauddin Johan Syah (1735-1760)
- Sultan Alauddin Mahmud Syah I (1760-1764)
- Sultan Badruddin Johan Syah (1764-1765)
- Sultan Alauddin Mahmud Syah I (1765-1773)
- Sultan Sulaiman Syah (1773)
- Sultan Alauddin Mahmud Syah I (1773-1781)
- Alauddin Muhammad Syah (1781-1795)
- Sultan Alauddin Jauhar al-Alam (1795-1823)
- Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1820)
- Sultan Alauddin Jauhar al-Alam (1795-1823)
- Sultan Muhammad Syah (1823-1838)
- Sultan Sulaiman Ali Iskandar Syah (1838-1857)
- Sultan Mansur Syah (1857-1870)
- Sultan Mahmud Syah (1870-1874)
- Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903)
Kerajaan Cirebon
Kesultanan
Cirebon merupakan kerajaan Islam yang berada di provinsi Jawa Barat. Kerajaan
ini berjaya pada abad 15 sampai 16 Masehi. Cirebon pertama berdiri pada tahun
1430 M dan kemudian runtuh pada tahun 1677 M. Cirebon menjadi salah satu
kerajaan Islam ternama yang menjadi pelabuhan penting sebagai jalur perdagangan
dan pelayaran di era tersebut.
Pusat
pemerintahan Kesultanan Cirebon ada di pantai utara Jawa yang menjadi
perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Cirebon pun memadukan dua budaya, yakni
kebudayaan Jawa dan kebudayaan Sunda. Kesultanan Cirebon menjadi pusat
kebudayaan di tanah Jawa sekaligus penyebaran agama Islam.
Kesultanan
Cirebon akhirnya runtuh pada tahun 1677 Masehi, karena terjadi pembagian
menjadi kesultanan Kasepuhan yang dipimpin Pangeran Martawijaya, kesultanan
Kanoman yang dipimpin oleh Pangeran Kartawijaya, serta Panembahan Cirebon yang
dipimpin Pangeran Wangsakerta.
Daftar
Sultan Kerajaan Cirebon
- Sultan Cirebon I Pangeran Walangsungsang (1430-1479)
- Syarif Hidayatullah / Sunan Gunung Jati (1479-1568)
- Fatahillah (1568-1570)
- Sultan Zainul Arifin / Panembahan Ratu I (1570-1649)
- Sultan Abdul Karim / Panembahan Girilaya (1649-1677)
Kerajaan Demak
Kesultanan
Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan ini juga menjadi kerajaan
Islam terbesar di wilayah pantai utara Jawa. Sebelumnya Demak merupakan
kadipaten peninggalan
kerajaan Majapahit yang kemudian muncul menjadi kekuatan baru. Demak
berdiri sejak tahun 147 M sampai runtuh di tahun 1554 M.
Hadirnya
kerajaan Demak menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa, dan bahkan
di Indonesia. Demak berdiri setelah runtuhnya kerajaan Majapahit, ditandai
dengan berdirinya kota pelabuhan Demak yang sekarang menjadi kota Demak di
provinsi Jawa Tengah.
Kerajaan
Demak tidak bertahan lama dan mengalami kemunduran karena terjadi
perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Demak runtuh di tahun 1554 M
dan menjadi bagian dari Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Hadiwijaya atau
Jaka Tingkir, setelah ia menaklukkan Arya Penangsang selaku raja Demak yang
terakhir sebelum runtuh.
Daftar
Sultan Kerajaan Demak
- Raden Fatah (1475-1518)
- Pati Unus (1518-1521)
- Trenggana (1521-1546)
- Sunan Prawata (1546-1547)
- Arya Penangsang (1547-1554)
Kerajaan Banten
Kesultanan
Banten adalah kerajaan Islam yang berpusat di Tatar Pasunda, provinsi Banten.
Banten pertama berdiri pada tahun 1526 M sebelum akhirnya runtuh di tahun 1813
M. Berdirinya kesultanan Banten juga tak lepas dari munculnya kesultanan
Cirebon dan kesultanan Demak yang memperluas kekuatan dan pengaruhnya hingga ke
pesisir barat pulau Jawa.
Kesultanan
Banten menjadi kesultanan yang mandiri pada tahun 1552 setelah Maulana
Hasanuddin ditasbihkan oleh ayahnya yaitu Sunan Gunung
Jati sebagai Sultan di Banten. Banten juga dikenal sebagai kerajaan
maritim dan mengandalkan perdagangan dalam menopang perekonomiannya.
Kerajaan
Banten mampu mempertahankan kejayaan selama hampir 3 abad, meski juga terus
digempur oleh bangsa Eropa. Masa kejayaan kesultanan Banten terjadi saat
kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa antara tahun 1651 sampai 1682 M. Namun
akhirnya Banten runtuh pada tahun 1813 M akibat pengaruh kekuatan
Hindia-Belanda
Daftar
Sultan Kerajaan Banten
- Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570)
- Sultan Maulana Yusuf (1570-1585)
- Sultan Maulana Muhammad (1585-1596)
- Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulkadir (1596-1647)
- Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad (1647-1651)
- Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683)
- Sultan Abu Nashar Abdul Qahar (1683-1687)
- Sultan Abu al-Fadhl Muhammad Yahya (1687-1690)
- Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainulabidin (1690-1733)
- Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin (1733-1750)
- Sultan Syarifuddin Ratu Wakil2 (1750-1752)
- Sultan Abu al-Ma’ali Muhammad Wasi (1752-1753)
- Sultan Abu al-Nasr Muhammad Arif Zainulasyiqin (1753-1773)
- Sultan Aliyuddin I (1773-1799)
- Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1799-1801)
- Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin (1801-1802)
- Sultan Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803)
- Sultan Aliyuddin II (1803-1808)
- Sultan Wakil Pangeran Suramenggala (1808-1809)
- Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin (1809-1813)
Kerajaan Pajang
Kerajaan
Pajang adalah sebuah kerajaan Islam yang pusat pemerintahannya ada di provinsi
Jawa Tengah. Kesultanan ini merupakan kelanjutan dari kesultanan Demak. Pajang
pertama berdiri pada tahun 1568 M dan kemudian runtuh pada tahun 1586 M.
Kesultanan
Pajang merupakan kerajaan pertama yang muncul di pedalaman Jawa setelah
runtuhnya kerajaan Islam di daerah pantai utara pesisir. Pendiri sekaligus
sultan pertama Kerajaan Pajang adalah Jaka Tingkir yang kemudian dikenal dengan
gelar Sultan Hadiwijaya.
Usai
Hadiwijaya lengser, sempat terjadi perebutan kekuasaan antara anaknya dan
menantunya. Hal ini kemudian memicu serangkaian peristiwa sebelum Pajang runtuh
di tahun 1587. Usai runtuh, Pajang dijadikan sebagai bawahan dari kesultanan
Mataram Islam.
Daftar
Sultan Kerajaan Pajang
- Sultan Hadiwijaya / Jaka Tingkir (1568-1583)
- Sultan Ngawantiputra / Arya Pangiri (1583-1586)
- Sultan Prabuwijaya / Pangeran Benawa (1586-1587)
Kerajaan Mataram Islam
Kesultanan
Mataram Islam adalah kerajaan bercorak Islam yang ada di pulau Jawa pada abad
ke 17 M. Kerajaan ini awalnya hanya bernama Mataram, namun sering disebut
sebagai Mataram Islam atau Mataram Baru, untuk membedakan dengan Kerajaan
Mataram Kuno yang bercorak Hindu.
Kerajaan
ini dipimpin dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan.
Asal-usulnya adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang. Raja
pertamanya adalah Sutawijaya atau Panembahan Senapati, putra dari Ki Ageng
Pemanahan.
Pada
masa kejayaannya, kerajaan Mataram Islam pernah menyatukan tanah Jawa dan
berperang melawan VOC dari pihak Belanda. Mataram Islam kemudian runtuh akibat
adanya pemberontakan serta kekuasaan dan campur tangan dari pihak VOC.
Daftar
Sultan Kerajaan Mataram Islam
- Ki Ageng Pamanahan (1556-1584)
- Panembahan Senapati (1584-1601)
- Raden Mas Jolang (1601-1613)
- Raden Mas Rangsang (1613-1646)
- Amangkurat I (1646-1676)
- Amangkurat II (1677-1703)
Kerajaan Ternate
Kesultanan
Ternate merupakan slaah satu kerajaan Islam di kepulauan Maluku. Kerajaan ini
disebut juga sebagai Kerajaan Gapi. Ternate pertama didirikan pada tahun 1257 M
sampai tahun 1950 M. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur
Nusantara.
Masa
kejayaan Kesultanan Ternate terjadi di abad 16, dimana wilayahnya dikenal
sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di seluruh dunia. Selain itu kekuasaan
Ternate juga meluas berkat kekuatan militernya, hingga meluas sampai wilayah
Sulawesi, Filipina dan kepulauan Marshall di Pasifik.
Kerajaan
Ternate kemudian sempat mengalami kemunduran hingga runtuh di awal abad 17.
Namun pengaruh Ternate masih cukup besar di wilayah Indonesia Timur, bahkan
sampai Indonesia merdeka. Kesultanan Ternate kemudian melebur dengan Indonesia,
dan hingga kini simbol budaya Kesultanan Ternate masih tetap ada.
Daftar
Sultan Kerajaan Ternate
- Baab Mashur Malamo (1257-1277)
- Jamin Qadrat (1277-1284)
- Komala Abu Said (1284-1298)
- Bakuku (Kalabata) (1298-1304)
- Ngara Malamo (Komala) (1304-1317)
- Patsaranga Malamo (1317-1322)
- Cili Aiya (Sidang Arif Malamo) (1322-1331)
- Panji Malamo (1331-1332)
- Syah Alam (1332-1343)
- Tulu Malamo (1343-1347)
- Kie Mabiji (Abu Hayat I) (1347-1350)
- Ngolo Macahaya (1350-1357)
- Momole (1357-1359)
- Gapi Malamo I (1359-1372)
- Gapi Baguna I (1372-1377)
- Komala Pulu (1377-1432)
- Marhum (Gapi Baguna II) (1432-1486)
- Zainal Abidin (1486-1500)
- Sultan Bayanullah (1500-1522)
- Hidayatullah (1522-1529)
- Abu Hayat II (1529-1533)
- Tabariji (1533-1534)
- Khairun Jamil (1535-1570)
- Babullah Datu Syah (1570-1583)
- Said Barakat Syah (1583-1606)
- Mudaffar Syah I (1607-1627)
- Hamzah (1627-1648)
- Mandarsyah (1648-1650)
- Manila (1650-1655)
- Mandarsyah (1655-1675)
- Sibori (1675-1689)
- Said Fatahullah (1689-1714)
- Amir Iskandar Zulkarnain Syaifuddin (1714-1751)
- Ayan Syah (1751-1754)
- Syah Mardan (1755-1763)
- Jalaluddin (1763-1774)
- Harunsyah (1774-1781)
- Achral (1781-1796)
- Muhammad Yasin (1796-1801)
- Muhammad Ali (1807-1821)
- Muhammad Sarmoli (1821-1823)
- Muhammad Zain (1823-1859)
- Muhammad Arsyad (1859-1876)
- Ayanhar (1879-1900)
- Muhammad Ilham (Kolano Ara Rimoi) (1900-1902)
- Haji Muhammad Usman Syah (1902-1915)
- Iskandar Muhammad Jabir Syah (1929-1950)
Kerajaan Tidore
Kesultanan
Tidore merupakan salah satu kerajaan Islam di kepulauan Maluku. Pusat
pemerintahannya ada di kota Tidore, Maluku Utara. Kerajaan Tidore ini pertama
didirikan pada 1081 M sampai tahun 1950 M saat melebur ke wilayah Indonesia
yang sudah merdeka.
Masa
kejayaan kerajaan Tidore terjadi pada abad 16 sampai abad 18 M. Saat itu
wilayah Tidore terus meluas sampai wilayah pesisir Papua Barat. Tidore juga
sempat berselisih dengan Kesultanan Ternate yang juga kerajaan Islam di Maluku.
Kedua kesultanan ini sempat mendapat dukungan, masing-masing dari Spanyol dan
Portugis.
Saat
masa jajahan Belanda ke Indonesia, Tidore tetap menjadi kerajaan merdeka dan
menolak penguasaan VOC di tanah Maluku. Meski begitu VOC tetap mampu mengontrol
perdagangan rempah-rempah di wilayah Tidore sehingga menyebabkan kerugian bagi
Tidore.
Daftar
Sultan Kerajaan Tidore
- Kolano Syahjati alias Muhammad Naqil bin Jaffar Assidiq
- Kolano Bosamawange
- Kolano Syuhud alias Subu
- Kolano Balibunga
- Kolano Duko adoya
- Kolano Kie Matiti
- Kolano Seli
- Kolano Matagena
- Kolano Nuruddin (1334-1372)
- Kolano Hasan Syah (1372-1405)
- Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin (1495-1512)
- Sultan Al Mansur (1512-1526)
- Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnain (1526-1535)
- Sultan Kiyai Mansur (1535-1569)
- Sultan Iskandar Sani (1569-1586)
- Sultan Gapi Baguna (1586-1600)
- Sultan Mole Majimo alias Zainuddin (1600-1626)
- Sultan Ngora Malamo alias Alauddin Syah (1626-1631)
- Sultan Gorontalo alias Saiduddin (1631-1642)
- Sultan Saidi (1642-1653)
- Sultan Mole Maginyau alias Malikiddin (1653-1657)
- Sultan Saifuddin alias Jou Kota (1657-1674)
- Sultan Hamzah Fahruddin (1674-1705)
- Sultan Abdul Fadhlil Mansur (1705-1708)
- Sultan Hasanuddin Kaicil Garcia (1708-1728)
- Sultan Amir Bifodlil Aziz Muhidin Malikul Manan (1728-1757)
- Sultan Muhammad Mashud Jamaluddin (1757-1779)
- Sultan Patra Alam (1780-1783)
- Sultan Hairul Alam Kamaluddin Asgar (1784-1797)
- Sultan Syaidul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad (1797-1805)
- Sultan Zainal Abidin (1805-1810)
- Sultan Motahuddin Muhammad Tahir (1810-1821)
- Sultan Achmadul Mansur Sirajuddin Syah (1821-1856)
- Sultan Achmad Syaifuddin Alting (1856-1892)
- Sultan Achmad Fatahuddin Alting (1892-1894)
- Sultan Achmad Kawiyuddin Alting alias Shah Juan (1894-1906)
- Sultan Zainal Abidin Syah (1947-1950)
Kerajaan Gowa
Kesultanan
Gowa atau ditulis Goa, merupakan salah satu kerajaan Islam di Sulawesi Selatan.
Gowa menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar dan tersukses di Sulawesi
Selatan. Pusat pemerintahannya ada di Gowa dan daerah di sekitarnya. Gowa
berdiri sejak tahun 1300 M dan kemudian runtuh pada tahun 1946 M.
Sebelumnya
kerajaan Gowa merupakan bentuk penyatuan dari Kesultanan Gowa dan Tallo.
Kerajaan Gowa memiliki raja yang terkenal yakni Sultan Hasanuddin. Ia dikenal
sebagai pejuang yang gigih dan terlibat dalam Perang Makassar melawan VOC yang
dibantu Kesultanan Bone pimpinan Arung Palakka.
Puncak
keemasan kesultanan Gowa terjadi pada abad ke 17 M. Namun kekuasaan Gowa mulai
menurun saat pihak Belanda masuk ke Indonesia. Usai Indonesia merdeka, Kerajaan
Gowa pun memutuskan melebur dan berubah menjadi daerah tingkat II Kabupaten
Gowa.
Daftar
Sultan Kerajaan Gowa
- Tumanurung Bainea
- Tumassalangga Baraya
- Puang Loe Lembang
- I Tuniatabanri
- Karampang ri Gowa
- Tunatangka Lopi
- Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna
- Pakere Tau Tunijallo ri Passukki
- Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna
- I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng (1546-1565)
- I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte
- I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo (1565-1590)
- I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu (1593)
- I Mangari Daeng Manrabbia Sultan Alauddin I Tuminanga ri Gaukanna (1593-1639)
- I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikussaid Tuminanga (1639-1653)
- I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin Tuminanga (1653-1669)
- I Mappasomba Daeng Nguraga Sultan Amir Hamzah Tuminanga ri Allu’ (1669-1681)
- Sultan Mohammad Ali (Karaeng Bisei) Tumenanga ri Jakattara (1674-1677)
- I Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Tuminanga 1677-1709)
- La Pareppa Tosappe Wali Sultan Ismail Tuminanga ri Somba Opu (1709-1711)
- I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi
- I Manrabbia Sultan Najamuddin
- I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi (1735)
- I Mallawagau Sultan Abdul Chair (1735-1742)
- I Mappibabasa Sultan Abdul Kudus (1742-1753)
- Amas Madina Batara Gowa (1747-1795)
- I Mallisujawa Daeng Riboko Arungmampu Tuminanga ri Tompobalang (1767-1769)
- I Temmassongeng Karaeng Katanka Sultan Zainuddin Tuminanga ri Mattanging (1770-1778)
- I Manawari Karaeng Bontolangkasa (1778-1810)
- I Mappatunru / I Mangijarang Karaeng Lembang Parang Tuminang ri Katangka (1816-1825)
- La Oddanriu Karaeng Katangka Tuminanga ri Suangga (1825-1826)
- I Kumala Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Moh Aidid Tuminanga (1826-1893)
- I Malingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka Sultan Idris Tuminanga (1893-1895)
- I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang Sultan Husain Tuminang (1895-1906)
- I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan Muhammad Tahur (1936-1946)
- Andi Ijo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin (1946-1950)
Kerajaan Islam di Sumatera
- Kerajaan Jeumpa
- Kesultanan Peureulak
- Kesultanan Samudera Pasai
- Kesultanan Lamuri
- Kerajaan Pedir
- Kerajaan Daya
- Kerajaan Linge
- Kesultanan Aceh
- Kesultanan Indrapura
- Kerajaan Pagaruyung
- Kerajaan Siguntur
- Kerajaan Sungai Pagu
- Kerajaan Bungo Setangkai
- Kesultanan Jambi
- Kesultanan Serdang
- Kesultanan Asahan
- Kesultanan Deli
Kerajaan Islam di Jawa
- Kesultanan Cirebon
- Kesultanan Demak
- Kesultanan Banten
- Kesultanan Pajang
- Kesultanan Mataram Islam
- Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
- Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Kerajaan Islam di Kalimantan
- Kesultanan Pasir
- Kesultanan Banjar
- Kesultanan Kotawaringin
- Kerajaan Pagatan
- Kesultanan Sambas
- Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
- Kesultanan Berau
- Kesultanan Sambaliung
- Kesultanan Gunung Tabur
- Kesultanan Pontianak
- Kerajaan Tidung
- Kerajaan Tidung Kuno
- Kesultanan Bulungan
Kerajaan Islam di Sulawesi
- Kesultanan Gowa
- Kesultanan Buton
- Kesultanan Bone
- Kesultanan Tallo
- Kerajaan Banggai
Kerajaan Islam di Maluku
- Kesultanan Ternate
- Kesultanan Tidore
- Kesultanan Jailolo
- Kesultanan Bacan
- Kerajaan Tanah Hitu
- Kerajaan Iha
- Kerajaan Huamual
No comments:
Post a Comment