Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah atas nikmat hidup hingga hari ini. Tak terasa, sepertinya waktu begitu cepat berputar. Tahu – tahu sudah bertambah lagi usia, tahu – tahu sudah 24 tahun menjalani hidup di dunia. Itu berarti juga berkurang lagi satu tahun hitungan mundur sisa hidup yang harus dijalani. Mmmm…
entah senang atau sedih dengan keadaan ini.
Bertambah tahun tentu kita semakin sedih karena kesempatan menjalani hidup semakin berkurang, semakin sedikit. Sementara tantangan untuk mengisi hidup semakin besar. Waktu yang telah berlalu tak mungkin diputar ulang. Masa lalu semakin jauh saja sementara masa depan siapa yang tahu. Siapa yang bisa jamin bahwa esok masih bisa menghirup udara segar. Sisa hidup yang entah tinggal beberapa menit,jam,atau hari ke depan semoga bisa dimanfaatkan lebih baik lagi.
Ada satu nasehat dari Imam Al – Ghazali bahwa “Yang terjauh dari seseorang manusia adalah masa lalunya. Yang terdekat dari seseorang manusia adalah kematiannya sendiri.
esar.
Sebuah milad atau ulang tahun biasa dirayakan dengan canda tawa, pesta meski kecil-kecilan, berbagi senyum dan bahkan berbagi do’a yang terkesan basa basi karena doa-doa yang dipanjatkan tidak menyebutkan nama Allah dalam pengharapannya. Dikatakan “Semoga panjang umur” dan bukan ”Semoga Allah memanjangkan umur kamu penuh keberkahan”…
dikatakan “Semoga Sukses selalu” dan bukan “Semoga Allah memberikan kesuksesan kepada kamu”.
Bukankah itu basa basi namanya?
Saya tidak ingin membahas perihal ulang tahun ini lebih lanjut. Kenapa ? Alasan paling realistis tentu saja karena saya orang desa,saya nggak kenal ulang tahun. Seumur – umur saya belum pernah merayakan ulang tahun. Saya nggak mengenal budaya ulang tahun.Karena memang tidak pernah dikenalkan dengan budaya ulang tahun oleh orang tua, saya juga menerapkan hal yang sama kepada anak – anak saya sekarang.
Alasan paling realistis dan masuk akal ya tentu saja karena keadaan ekonomi saya yang belum mapan. Lha wong ndeso kerja kuli kok ya latah ikut – ikutan merayakan ulang tahun , apa kata dunia…! Lagipula merayakan ulang tahun menurut saya hanya melatih diri dan anak untuk hidup hedonis. Pesta walaupun kecil – kecilan tetap saja butuh biaya / uang, tentu akan lebih baik kalau ditabung atau untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat.
Ulang tahun bukanlah sesuatu yang istimewa bagi saya. Kadang saya berfikir,walau jarang bisa mikir pakai otak lebih sering pakai dengkul, benarkah ini ulang tahun ataukah sisa umur yang harus di jalani..?
Apa pantas kita merayakan hilangnya waktu.?? Merayakan besarnya peluang kematian yang semakin mendekat..??
Sementara di depan tanggung jawab semakin besar, tanggung jawab diri kepada Allah, kepada keluarga dan lingkungan..?? Sudah seberapa penting dan urgent kita mempersiapkan diri menghadapi tanggungjawab tersebut??
Sudahkah ku mempersiapkan tujuanku untuk tahun depan,,tahun dimana usia ini semakin berkurang.??
Di balik semua pertanyaan – pertanyaan itu saya berharap bahwa semua ini akan semakin mendewasakan diri dalam menjalani sisa – sisa usia.
Ya Rabb, berkahilah sisa usiaku dan matikanlah aku dalam keadaan khusnul khotimah.. Aamiin..
sumber : http://kandangbubrah.wordpress.com
hahahahahaha u aja umur da 60an lol
ReplyDeleteoh jadi gitu ya gan,arti ulang tahun.. saya juga belum pernah meraskan di rayakan ulang tahun hehehe
ReplyDelete