DI Indonesia, tingkat kesadaran masyarakat masih sangat rendah mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung. Padahal kenyataannya, sakit maag atau istilah ilmiah dikenal dengan dispepsia ini sangat menganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang dewasa.
Umumnya, penduduk kota besar yang padat dengan kesibukan kurang menjaga pola makannya secara teratur. Kalau tubuh selalu telat menerima asupan makanan, apa yang akan terjadi di kemudian hari?
“Telat makan, maka tubuh kurang pasokan energi. Padahal, tubuh butuh energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Cadangan energi tubuh akan diserap sehingga kelelahan lebih cepat, dan terasa lebih berat,” jelas dr Sri Sukmaniah SpGK dalam konferensi pers “Gerakan Lambung Sehat Indonesia” di Rumah Makan Anglo, Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (8/7/2010).
Kalau sudah begini, penyakit maag pun sulit dihindari. Penelitian yang dilakukan di Indonesia dan juga luar negeri menunjukkan bahwa keluhan penyakit maag fungsional paling banyak ditemui, yaitu mencapai 70-80 persen dari seluruh kasus. Sakit maag fungsional adalah sakit maag yang bukan disebabkan oleh gangguan pada organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai, juga faktor psikis dan kecemasan. Bahkan jika ditelaah lebih jauh, penyakit maag bisa berakibat fatal bagi kesehatan.
“Sakit maag juga bisa menjadi salah satu gejala kanker lambung. Sakit maag yang berulang kali dan tidak sembuh walaupun sudah diobati, lebih baik segera diperiksakan ke dokter,” papar Ari Fachrial Syam SpPD KGEH MMB.
Dr Ari menambahkan, “Menjaga kesehatan lambung bukan saja untuk menghindari penyakit maag, tetapi merupakan investasi jangka panjang terutama menghindari kanker lambung. Pencegahan ini bisa dilakukan dengan memulai pola makan yang sehat,” sarannya.
sumber: okezone.com
No comments:
Post a Comment