Thursday, 21 November 2019

DAFTAR KERAJAAN DI INDONESIA LENGKAP


Daftar Kerajaan Hindu di Indonesia
Berikut ini akan dijelaskan mengenai sejarah Kerajaan Hindu di Indonesia beserta nama raja dan peninggalannya, termasuk Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Singosari, dan Kerajaan Majapahit. Adapun kerajaan Sriwijaya tidak termasuk karena bercorak Budha saja.
1. Kerajaan Kutai
Tahun didirikan : 350 Masehi
Letak : Muara Kaman, Kalimantan Timur
Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang pertama kali ada. Kerajaan ini didirikan di abad ke-4, sekitar tahun 350 Masehi. Letak Kerajaan Kutai ada di Muara kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Dibentuknya Kerajaan Kutai menandai sejarah kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dan Nusantara.
Pendiri Kerajaan Kutai adalah Kudungga. Sedangkan masa kejayaan Kerajaan Kutai terjadi pada masa pemerintahan Raja Mulawarman. Kerajaan Kutai kemudian runtuh sekitar tahun 1605, saat diambil alih oleh Kesultanan Kutai Kartanegara yang bercorak Islam.
Nama Raja-Raja Kerajaan Kutai :
  1. Kudungga (Dewawarman)
  2. Asmawarman
  3. Mulawarman
  4. Marawijaya Warman
  5. Gajayana Warman
  6. Tungga Warman
  7. Jayanaga Warman
  8. Nalasinga Warman
  9. Nala Parana Tungga Warman
  10. Gadingga Warman Dewa
  11. Indra Warman Dewa
  12. Sangga Warman Dewa
  13. Candrawarman
  14. Sri Langka Dewa Warman
  15. Guna Parana Dewa Warman
  16. Wijaya Warman
  17. Sri Aji Dewa Warman
  18. Mulia Putera Warman
  19. Nala Pandita Warman
  20. Indra Paruta Dewa Warman
  21. Dharma Setia Warman
Peninggalan Kerajaan Kutai :
  • Tujuh buah prasasti Yupa (tugu batu)
  • Kalung Cina yang terbuat dari emas
  • Arca bulus
  • Arca Buddha dari perunggu
  • Arca batu
2. Kerajaan Tarumanegara
Tahun didirikan : 358 Masehi
Letak : wilayah barat Pulau Jawa
Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu tertua di pulau Jawa, dan tertua kedua di Indonesia setelah Kerajaan Kutai. Kerajaan ini didirikan pada abad ke-4, diperkirakan sekitar tahun 358 Masehi. Lokasinya di wilayah barat Pulau Jawa.
Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak, kerajaan ini adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu. Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara terjadi pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. Kerajaan Tarumanegara kemudian runtuh pada abad ke-7, karena serbuan Kerajaan Sriwijaya sekitar tahun 669 Masehi.
Nama Raja-Raja Kerajaan Tarumanegara :
  1. Jayasingawarman
  2. Dharmayawarman
  3. Purnawarman
  4. Wisnuwarman
  5. Indrawarman
  6. Candrawarman
  7. Suryawarman
  8. Kertawarman
  9. Sudhawarman
  10. Hariwangsawarman
  11. Nagajayawarman
  12. Linggawarman
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara :
  • Prasasti Kebon Kopi
  • Prasasti Tugu
  • Prasasti Cidanghiyang
  • Prasasti Ciaruteun
  • Prasasti Muara Cianten
  • Prasasti Jambu
  • Prasasti Pasir Awi
3. Kerajaan Kalingga
Tahun didirikan : 594 Masehi
Letak : Jawa Tengah
Kerajaan Kalingga menjadi kerajaan bercorak Hindu-Budha pertama di kawasan pantai utara Pulau Jawa. Kerajaan ini didirikan pada tahun 594 Masehi. Pusat pemerintahannya diperkirakan di sekitar Pekalongan dan Jepara, kemudian pindah Magelang dan Yogyakarta.
Kerajaan ini juga dikenal dengan sebutan Kerajaan Halong. Kalingga sempat terpecah menjadi dua yakni Keling dan Medang. Kerajaan Kalingga kemudian runtuh pada tahun 782 Masehi dan diteruskan oleh Rakai Mataram dan Rakai Panangkaran di Medang.
Nama Raja-Raja Kerajaan Kalingga :
  1. Prabhu Wasumurti
  2. Prabhu Wasugeni
  3. Prabhu Wasudewa
  4. Prabhu Wasukawi
  5. Prabhu Kirathasingha
  6. Prabhu Kartikeyasingha
  7. Ratu Shima
  8. Dewi Parwati
  9. Dewi Sannaha
  10. Sanjaya
  11. Rakai Panangkaran
Peninggalan Kerajaan Kalingga :
  • Prasasti Tuk Mas
  • Prasasti Sojomerto
  • Prasasti Rahtawun
  • Candi Angin
  • Candi Bubrah
  • Situs Puncak Sanga Likur
  • Arca Batara Guru
  • Arca Wisnu
  • Arca Togog
  • Arca Narada
4. Kerajaan Pajajaran (Sunda Galuh)
Tahun didirikan : 669 Masehi
Letak : Bogor dan Ciamis, Jawa Barat
Kerajaan Pajajaran disebut juga dengan Kerajaan Sunda Galuh, merupakan kerajaan bercorak yang didirikan pada tahun 669 Masehi. Kerajaan ini terbentuk sebagai pecahaan Kerajaan Tarumanegara, dan merupakan penyatuan 2 kerajaan besar di Tanah Sunda yang saling terkait erat, yaitu kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh.
Ibukota Kerajaan Sunda ada di kota Bogor, sedangkan ibukota Kerajaan Galuh ada di Ciamis. Keduanya kerap disatukan menjadi Kerajaan Sunda Galuh yang lebih dikenal sebagai Kerajaan Pajajaran, meski pada teritorialnya tidak pernah bersatu secara resmi.
Nama Raja-Raja Kerajaan Sunda :
  1. Maharaja Tarusbawa
  2. Sanjaya Harisdarma
  3. Tamperan Barmawijaya
  4. Rakeyan Banga
  5. Rakeyan Medang Prabu Hulukujang
  6. Prabu Gilingwesi
  7. Pucukbumi Darmeswara
  8. Prabu Gajah Kulon Rakeyan Wuwus
  9. Prabu Darmaraksa
  10. Windusakti Prabu Dewageng
  11. Rakeyan Kemuning Gading Prabu Pucukwesi
  12. Rakeyan Jayagiri Prabu Wanayasa
  13. Prabu Resi Atmayadarma Hariwangsa
  14. Limbur Kancana
  15. Prabu Munding Ganawirya
  16. Prabu Jayagiri Rakeyan Wulung Gadung
  17. Prabu Brajawisesa
  18. Prabu Dewa Sanghyang
  19. Prabu Sanghyang Ageng
  20. Prabu Detya Maharaja Sri Jayabupati
Nama Raja-Raja Kerajaan Galuh :
  1. Wretikandayun
  2. Rahyang Mandiminyak
  3. Rahyang Bratasenawa
  4. Rahyang Purbasora
  5. Sanjaya Harisdarma
  6. Adimulya Premana Dikusuma
  7. Tamperan Barmawijaya
  8. Manarah
  9. Guruminda Sang Minisri
  10. Prabhu Kretayasa Dewakusalesywara Sang Triwulan
  11. Sang Walengan
  12. Prabu Linggabumi
  13. Prabu Gajah Kulon Rakeyan Wuwus
Nama Raja-Raja Kerajaan Sunda Galuh :
  1. Darmaraja
  2. Langlangbumi
  3. Rakeyan Jayagiri Prabu Ménakluhur
  4. Darmakusuma
  5. Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu
  6. Ragasuci
  7. Citraganda
  8. Prabu Linggadéwata
  9. Prabu Ajiguna Linggawisésa
  10. Prabu Ragamulya Luhurprabawa
  11. Prabu Maharaja Linggabuanawisésa
  12. Prabu Bunisora
  13. Prabu Niskala Wastu Kancana
  14. Prabu Susuktunggal
  15. Prabu Dewa Niskala
Peninggalan Kerajaan Pajajaran (Sunda Galuh) :
  • Prasasti Jayabupati
  • Prasasti Cibadak
  • Prasasti Canggal
  • Prasasti Calcutta
5. Kerajaan Wijayapura
Tahun didirikan : sekitar abad ke-7 Masehi
Letak : Kalimantan Barat
Kerajaan Wijayapura merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budha yang terletak di Kalimantan Barat, dekat muara Sungai Rajang. Kerajaan ini didirikan pada sekitar abad ke-7 Masehi. Ibukota kerajaan ini bernama Panggau Libau Lendat Dibiau Takang Satu.
Wilayah kerajaan ini dikelilingi oleh rawa-rawa dan penuh dengan pohon kelapa. Kerajaan ini juga dikenal dengan nama Kerajaan Sambas Kuno. Seiring dengan berakhirnya era kerajaan Hindu-Budha, maka kerajaan ini pun runtuh.
Nama Raja-Raja Kerajaan Wijayapura :
  1. Raja Patih Libau
  2. Raja Patih Sengalang Burong
  3. Raja Patih Telichay
  4. Raja Patih Gemuring Gading
  5. Raja Patih Kelieng
  6. Raja Patih Landai
  7. Raja Patih Romuyan
  8. Raja Patih Beday
  9. Raja Patih Laja
  10. Raja Patih Peshampang
  11. Raja Patih Manok Babari
  12. Raja Patih Xeniba
  13. Raja Patih Sumbang Lawing
Peninggalan Kerajaan Wijayapura :
  • Arca Budha emas di Sambas
  • Arca Budha perak di Sambas
  • Arca Budha perunggu di Sambas
6. Kerajaan Medang (Mataram Kuno)
Tahun didirikan : 752 Masehi
Letak : Jawa Tengah, kemudian pindah ke Jawa Timur
Kerajaan Medang, disebut juga sebagai Mataram Kuno atau Mataram Hindu, merupakan kerajaan Hindu yang berdiri pada tahun 752 Masehi. Awalnya kerajaan ini terletak di Jawa Tengah di sekitar Yogyakarta, namun kemudian pada abad ke-10 berpindah ke Jawa Timur di daerah Jombang dan Madiun.
Kerajaan Medang ini akhirnya runtuh pada tahun 1045 Masehi. Penyebab runtuhnya kerajaan ini adalah kekalahan Dharmawangsa dari Wurarawi dan Sriwijaya. Salah satu peninggalan kerajaan Mataram Kuno yang paling terkenal adalah Candi Borobudur.
Nama Raja-Raja Kerajaan Medang :
  1. Sanjaya
  2. Rakai Panangkaran
  3. Rakai Panunggalan
  4. Rakai Warak
  5. Rakai Garung
  6. Rakai Pikatan
  7. Rakai Kayuwangi
  8. Rakai Watuhumalang
  9. Rakai Watukura Dyah Balitung
  10. Mpu Daksa
  11. Rakai Layang Dyah Tulodong
  12. Rakai Sumba Dyah Wawa
  13. Mpu Sindok
  14. Sri Lokapala
  15. Makuthawangsawardhana
  16. Dharmawangsa Teguh
Peninggalan Kerajaan Medang :
  • Candi Borobudur
  • Candi Prambanan
  • Candi Sewu
  • Candi Mendut
  • Candi Kalasan
  • Candi Plaosan
  • Candi Sambisari
  • Candi Kedulan
  • Candi Morangan
  • Candi Sari
  • Candi Ijo
  • Candi Barong
  • Candi Sojiwan
  • Prasasti Tangeran
  • Prasasti Lor
  • Prasasti Bangil
  • Prasasti Kalkuta
  • Artifak emas yang ditemukan di Wonoboyo, Klaten
7. Kerajaan Kanjuruhan
Tahun didirikan : sekitar abad ke-8 Masehi
Letak : Malang, Jawa Timur
Kerajaan Kanjuruhan adalah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yang pusatnya berada di dekat kota Malang sekarang. Diperkirakan kerajaan ini didirikan pada abad ke-8 Masehi, namun tahunnya tidak diketahui secara pasti. Masa kejayaan Kerajaan Kanjuruhan ada pada masa pemerintahan Gajayana.
Kerajaan ini masih satu zaman dengan Kerajaan Tarumanegara dan memiliki banyak basis wilayah di Jawa Timur. Pada akhirnya Kerajaan Kanjuruhan runtuh diperkirakan sekitar abad ke-9 Masehi, saat berada di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno.
Nama Raja-Raja Kerajaan Kanjuruhan :
  1. Dewa Singha
  2. Gajayana
  3. Pangeran Jananiya
Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan :
  • Prasasti Dinoyo
  • Candi Badut
  • Candi Wurung
8. Kerajaan Kahuripan
Tahun didirikan : 1019 Masehi
Letak : Kahuripan (sekarang Sidoarjo/Surabaya)
Kerajaan Kahuripan merupakan kerajaan Hindu yang berdiri pada tahun 1019 Masehi. Pusat pemerintahannya ada di Kahuripan, sekarang masuk wilayah Sidoarjo atau Surabaya. Adapun kerajaan ini didirikan oleh Airlangga sebagai kelanjutan dari kerajaan Mataram Kuno yang runtuh.
Kerajaan Kahuripan kemudian runtuh pada tahun 1045 Masehi setelah Airlangga membagi kerajaan menjadi dua, yakni Janggala dan Kadiri. Artinya kerajaan Kahuripan hanya berlangsung singkat saja, yakni berdiri selama 26 tahun saja.
Nama Raja-Raja Kerajaan Kahuripan :
  1. Airlangga
Peninggalan Kerajaan Kahuripan :
  • Prasasti Pamwatan
9. Kerajaan Janggala
Tahun didirikan : 1045 Masehi
Letak : Kahuripan (sekarang Sidoarjo/Surabaya)
Kerajaan Janggala (atau Jenggala) adalah kerajaan bercorak Hindu yang merupakan pecahan dari Kerajaan Kahuripan. Pada tahun 1045, Kerajaan Kahuripan terpecah menjadi dua yakni Janggala dan Kediri. Kerajaan Janggala tetap berpusat di Kahuripan, sekarang merupakan wilayah di sekitar Sidoarjo dan Surabaya.
Kerajaan Janggala kemudian runtuh di tahun 1136 Masehi setelah ditaklukkan oleh Sri Jayabhaya dari Kerajaan Kediri. Pada akhirnya Janggala dan Kediri yang merupakan pecahan dari Kahuripan kembali bersatu di bawah nama Kerajaan Kediri.
Nama Raja-Raja Kerajaan Janggala :
  1. Mapanji Garasakan
  2. Alanjung Ahyes
  3. Samarotsaha
Peninggalan Kerajaan Janggala :
  • Prasasti Turun Hyang II
  • Prasasti Kambang Putih
  • Prasasti Malenga
  • Prasasti Banjaran
  • Prasasti Sumengka
  • Prasasti Terep
  • Prasasti Pamwatan
  • Prasasti Ngantang
10. Kerajaan Kediri
Tahun didirikan : 1045 Masehi
Letak : Kediri, Jawa Timur
Kerajaan Kediri (atau Kadiri), dikenal juga dengan sebutan Panjalu, merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budha yang berasal dari pecahan Kerajaan Kahuripan. Pada tahun 1045 Masehi, Kerajaan Kahuripan terpecah menjadi dua, yakni Kerajaan Kediri dan Janggala.
Pusat pemerintahannya ada di Daha, sekarang menjadi kota Kediri. Pada tahun 1136, Kediri menaklukkan Janggala sehingga keduanya kembali bersatu. Adapun Kerajaan Kediri kemudian runtuh pada tahun 1222 Masehi usai terjadi pemberontakan Ken Arok.
Nama Raja-Raja Kerajaan Kediri :
  1. Sri Samarawijaya
  2. Sri Jayawarsa
  3. Sri Bameswara
  4. Sri Jayabhaya
  5. Sri Sarweswara
  6. Sri Aryeswara
  7. Sri Gandra
  8. Sri Kameswara
  9. Sri Kertajaya
Peninggalan Kerajaan Kediri :
  • Prasasti Pamwatan
  • Prasasti Sirah Keting
  • Prasasti Padelegan I
  • Prasasti Panumbangan
  • Prasasti Tangkilan
  • Prasasti Ngantang
  • Prasasti Talan
  • Kakawin Bharatayuddha
  • Prasasti Padelegan II
  • Prasasti Kahyunan
  • Prasasti Angin
  • Prasasti Jaring
  • Prasasti Ceker
  • Kakawin Smaradahana
  • Prasasti Galunggung
  • Prasasti Kamula
  • Prasasti Palah
  • Prasasti Wates Kulon
  • Nagarakretagama
  • Pararaton
11. Kerajaan Singosari
Tahun berdiri : 1222 Masehu
Letak : Malang, Jawa Timur
Kerajaan Singasari (sering ditulis Singosari) merupakan kerajaan Hindu-Budha yang berpusat di daerah Singasari, Malang, Jawa Timur. Berdasarkan bukti prasasti, nama asli kerajaan ini adalah Kerajaan Tumapel. Kerajaan ini dibentuk pada tahun 1222 Masehi oleh Ken Arok.
Dibentuknya kerajaan ini tak lepas dari runtuhnya Kerajaan Kediri karena pengkhianatan Ken Arok. Masa kejayaan Kerajaan Singasari ada pada masa pemerintahan Kertanagara. Singosari kemudian runtuh pada tahun 1292 karena serangan Jayakatwang dari Gelanggelang.
Nama Raja-Raja Kerajaan Singosari
  1. Ken Arok
  2. Anusapati
  3. Tohjaya
  4. Wisnuwardhana
  5. Kertanagara
Peninggalan Kerajaan Singosri :
  • Candi Singhasari
  • Prasasti Kudadu
  • Prasasti Mula Malurung
  • Arca Amoghapasa
  • Arca Prajnaparamita
  • Kitab Pararaton
  • Kitab Nagarakretagama
12. Kerajaan Majapahit
Tahun didirikan : 1292 Masehi
Letak : Mojokerto, Jawa Timur
Kerajaan Majapahit (sering ditulis Mojopahit) merupakan kerajaan yang berpusat di Jawa Timur. Pusat pemerintahannya ada di Mojokerto, sebelum dipindah ke Kediri. Banyak peninggalan Kerajaan Majapahit ditemukan di situs Trowulan. Majapahit mampu menguasai sebagian besar wilayah Nusantara hingga ke luar negeri, sehingga disebut sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389. Kejayaan Majapahit diraih berkat bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada, Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.
Wilayah kekuasaannya terbentang dari Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga wilayah Indonesia timur. Kerajaan ini runtuh pada tahun 1527 karena invasi Kesultanan Demak sekaligus menandai bergantinya era dari Kerajaan Hindu-Budha menujuke Kerajaan Islam.
Nama Raja-Raja Kerajaan Majapahit :
  1. Raden Wijaya
  2. Kalagamet (Sri Jayanagara)
  3. Sri Gitarja (Tribhuwana Wijayatunggadewi)
  4. Hayam Wuruk
  5. Wikramawardhana
  6. Suhita (Dyah Ayu Kencana Wungu)
  7. Kertawijaya
  8. Rajasawardhana
  9. Purwawisesa (Girishawardhana)
  10. Bhre Pandansalas (Suraprabhawa)
  11. Bhre Kertabumi
  12. Girindrawardhana
  13. Patih Udara
Peninggalan Kerajaan Majapahit :
  • Candi Tikus
  • Candi Bajang Ratu
  • Candi Suku
  • Candi Brahu
  • Candi Wringin Lawang
  • Candi Ceto
  • Candi Surawana
  • Candi Wringin Branjang
  • Candi Pari
  • Candi Kedaton
  • Candi Minak Jinggo
  • Candi Grinting
  • Candi Jolotundo
  • Candi Gentong
  • Prasasti Alasantan
  • Prasasti Kamban
  • Prasasti Hara-Hara
  • Prasasti Maribong
  • Prasasti Wurare
  • Prasasti Kudadu
  • Prasasti Sukamerta
  • Prasasti Butulan
  • Prasasti Balawi
  • Prasasti Canggu
  • Prasasti Biluluk I
  • Prasasti Karang Bogem
  • Prasasti Katiden
  • Prasasti Biluluk II
  • Prasasti Biluluk III
  • Prasasti Lumpang
  • Prasasti Waringin Pitu
  • Prasasti Marahi Manuk
  • Prasasti Parung
  • Kitab Negarakertama
  • Kitab Sutasoma
  • Kitab Arjunawiwaha
  • Kitab Kutaramanawa
  • Kitab Kunjakarna
  • Kitab Parthayajna
  • Kitab Pararaton
  • Kitab Sudayana
  • Kitab Ronggolawe
  • Kitab Sorandakan
  • Kitab Panjiwijayakarma
  • Kitab Usana Jawa
  • Kitab Usana Bali
  • Kitab Tantu Panggelaran
  • Kitab Calon Arang
13. Kerajaan Kuripan
Tahun berdiri : (tidak diketahui)
Letak : Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan
Kerajaan Kuripan adalah kerajaan kuno bercorak Hindu Syiwa dan Budha Kaharingan yang terletak di kecamatan Danau Panggang, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, tepatnya di sebelah hilir dari negeri Candi Agung (Amuntai Tengah). Sebutan lain untuk nama kerajaan ini adalah Kahuripan.
Tidak diketahui kapan Kerajaan ini pertama berdiri, namun akhirnya runtuh di tahun 1387 Masehi dan digantikan oleh Kerajaan Negara Dipa. Tercatat hanya 1 ratu yang pernah memerintah kerajaan ini, yang diberi gelar Ratu Kuripan.
Nama Raja-Raja Kerajaan Kuripan :
  1. Ratu Kuripan
Peninggalan Kerajaan Kuripan :
  • Candi Agung
14. Kerajaan Negara Dipa
Tahun berdiri : 1387 Masehi
Letak : Amuntai, Kalimantan Selatan
Kerajaan Negara Dipa adalah kerajaan bercorak Hindu Syiwa dan Budha Kaharingan yang didirikan pada tahun 1387 Masehi. Kerajaan ini berdiri sebagai pengganti Kerajaan Kuripan. Letaknya ada di pedalaman Kalimantn Selatan, tepatnya di Amuntai yang sekarang dikenal sebagai Tabasan.
Nama Raja-Raja Kerajaan Negara Dipa :
  1. Ampu Djatmaka
  2. Lambung Mangkurat
  3. Raden Galuh Ciptasari
  4. Raden Aria Gegombak
  5. Aria Dewangsa
  6. Putri Kalungsu
Peninggalan Kerajaan Negara Dipa :
  • Candi Laras
  • Candi Agung
  • Prasasti Trailokyapuri
15. Kerajaan Negara Daha
Tahun didirikan : 1478 Masehi
Letak : Nagara, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan
Kerajaan Negara Daha adalah kerajaan bercorak Hindu yang didirikan pada tahun 1478 Masehi. Kerajaan ini menjadi pengganti Kerajaan Negara Dipa. Pusat pemerintahannya ada di Nagara, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Kerajaan Negara Daha merupakan kelanjutan dari Negara Dipa yang saat itu berkedudukan di Kuripan. Pemindahan ibu kota dilakukan untuk menghindari bala bencana karena kota itu dianggap sudah kehilangan tuahnya. Kerajaan ini runtuh di tahun 1520 Masehi dan digantikan Kesultanan Banjar yang bercorak Islam.
Nama Raja-Raja Kerajaan Negara Daha :
  1. Raden Sekar Sungang
  2. Raden Sukarama
  3. Raden Paksa
  4. Raden Panjang
Peninggalan Kerajaan Negara Daha :
  • Candi Agung
  • Candi Laras











Daftar Kerajaan Budha di Indonesia
Berikut ini akan dijelaskan mengenai sejarah Kerajaan Buddha di Indonesia beserta nama raja dan peninggalannya, termasuk Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram Kuno. Untuk kerajaan Budha yang berpadu dengan Hindu, juga dijelaskan dalam daftar di bagian bawah.
1. Kerajaan Kalingga
Tahun didirikan : 594 Masehi
Letak : Jawa Tengah
Kerajaan Kalingga menjadi kerajaan bercorak Budha pertama di kawasan pantai utara Pulau Jawa. Kerajaan ini didirikan pada tahun 594 Masehi. Pusat pemerintahannya diperkirakan di sekitar Pekalongan dan Jepara, kemudian pindah Magelang dan Yogyakarta.
Kerajaan ini juga dikenal dengan sebutan Kerajaan Halong. Kalingga sempat terpecah menjadi dua yakni Keling dan Medang. Kerajaan Kalingga kemudian runtuh pada tahun 782 Masehi dan diteruskan oleh Rakai Mataram dan Rakai Panangkaran di Medang.
Nama Raja-Raja Kerajaan Kalingga :
  1. Prabhu Wasumurti
  2. Prabhu Wasugeni
  3. Prabhu Wasudewa
  4. Prabhu Wasukawi
  5. Prabhu Kirathasingha
  6. Prabhu Kartikeyasingha
  7. Ratu Shima
  8. Dewi Parwati
  9. Dewi Sannaha
  10. Sanjaya
  11. Rakai Panangkaran
Peninggalan Kerajaan Kalingga :
  • Prasasti Tuk Mas
  • Prasasti Sojomerto
  • Prasasti Rahtawun
  • Candi Angin
  • Candi Bubrah
  • Situs Puncak Sanga Likur
  • Arca Batara Guru
  • Arca Wisnu
  • Arca Togog
  • Arca Narada
2. Kerajaan Sriwijaya
Tahun didirikan : sekitar abad ke-6 Masehi
Letak : Palembang, Sumatera Selatan
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan Budha pertama di Indonesia. Sriwijaya didirikan sekitar tahun 600-an Masehi dan pusat pemerintahannya di Palembang, Sumatera Selatan. Sriwijaya menjadi kemaharajaan yang sempat berjaya dan menguasai Nusantara.
Sriwijaya banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sriwijaya menjadi kerajaan bahari yang memanfaatkan perdagangan maritim lewat jalur perairan.
Sriwijaya kemudian runtuh pada sekitar tahun 1100-an Masehi karena beberapa peperangan, salah satunya serangan Rajendra Chola I dari Koromandel pada tahun 1025, hingga kemudian pada tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya berada di bawah kendali kerajaan Dharmasraya. Hingga kini ada banyak peninggalan Kerajaan Sriwijaya berbentuk candi dan prasasti yang ditemukan.
Nama Raja-Raja Kerajaan Sriwijaya :
  1. Dapunta Hyang (Sri Jayanasa)
  2. Rudra Wikrama
  3. Sri Indrawarman
  4. Sri Maharaja
  5. Dharanindra (Rakai Panangkaran)
  6. Samaragrawira (Rakai Warak)
  7. Samaratungga (Rakai Garung)
  8. Balaputradewa
  9. Sri Udayaditya Warmadewa
  10. Sri Cudamani Warmadewa
  11. Sri Mara-Vijayottunggawarman
  12. Haji Sumatrabhumi
  13. Sangrama-Vijayottunggawarman
  14. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya :
  • Candi Muara Takus
  • Candi Muaro Jambi
  • Candi Biaro Bahal
  • Candi Kota Kapur
  • Gapura Sriwijaya
  • Prasasti Kota Kapur
  • Prasasti Ligor
  • Prasasti Palas Pasemah
  • Prasasti Hujung Langit
  • Prasasti Telaga Batu
  • Prasasti Kedukan Bukit
  • Prasasti Talang Tuwo
  • Prasasti Leiden
  • Prasasti Amoghapasha
  • Prasasti Bukit Siguntang
  • Prasasti Karang Birahi
3. Kerajaan Mataram Kuno
Tahun didirikan : 752 Masehi
Letak : Jawa Tengah, kemudian pindah ke Jawa Timur
Kerajaan Mataram Kuno atau dikenal sebagai Kerajaan Medang, merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 752 Masehi. Awalnya kerajaan ini terletak di Jawa Tengah di sekitar Yogyakarta, namun kemudian pada abad ke-10 berpindah ke Jawa Timur di daerah Jombang dan Madiun.
Saat pertama didirikan kerajaan ini bercorak Hindu Syiwa. Ketika dinasti Sailendrawangsa berkuasa, agama resmi kerajaan berganti menjadi Buddha aliran Mahayana sehingga sempat dikenal dengan nama Kerajaan Mataram Buddha.
Nama Raja-Raja Kerajaan Mataram Kuno :
  1. Sanjaya
  2. Rakai Panangkaran
  3. Rakai Panunggalan
  4. Rakai Warak
  5. Rakai Garung
  6. Rakai Pikatan
  7. Rakai Kayuwangi
  8. Rakai Watuhumalang
  9. Rakai Watukura Dyah Balitung
  10. Mpu Daksa
  11. Rakai Layang Dyah Tulodong
  12. Rakai Sumba Dyah Wawa
  13. Mpu Sindok
  14. Sri Lokapala
  15. Makuthawangsawardhana
  16. Dharmawangsa Teguh
Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno :
  • Candi Borobudur
  • Candi Prambanan
  • Candi Sewu
  • Candi Mendut
  • Candi Kalasan
  • Candi Plaosan
  • Candi Sambisari
  • Candi Kedulan
  • Candi Morangan
  • Candi Sari
  • Candi Ijo
  • Candi Barong
  • Candi Sojiwan
  • Prasasti Tangeran
  • Prasasti Lor
  • Prasasti Bangil
  • Prasasti Kalkuta
  • Artifak emas yang ditemukan di Wonoboyo, Klaten
4. Kerajaan Dharmasraya
Tahun didirikan : 1183 Masehi
Letak : Dharmasraya, Sumatera
Kerajaan Dharmasraya merupakan kerajaan Budha yang terletak di Sumatera, Indonesia. Lokasi kerajaan ini terletak di hulu Sungai Batanghari. Nama ini muncul seiring dengan melemahnya Kerajaan Sriwijaya karena serangan Rajendra Chola I dari Koromandel pada tahun 1025 Masehi.
Secara resmi, kerajaan ini kemudian terbentuk sejak tahun 1183 Masehi. Pada akhirnya, Dharmasraya kemudian runtuh pada tahun 1347 Masehi usai dikuasai oleh Adityawarman. Kemudian Dharmsraya berubah menjadi Kerajaan Malayapura.
Nama Raja-Raja Dharmasraya :
  1. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa
  2. Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
  3. Srimat Sri Akarendrawarman
  4. Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa
Peninggalan Kerajaan Dharmasraya :
  • Prasasti Grahi
  • Prasasti Padang Roco
  • Prasasti Suruaso
  • Prasasti Kuburajo
  • Prasasti Batusangkar
  • Arca Bhairawa
  • Arca Amoghapasa
  • Arca Buddha
5. Kerajaan Sri Bangun
Tahun didirikan : (tidak diketahui)
Letak : Bangun, Kalimantan Timur
Kerajaan Sri Bangun merupakan kerajaan bercorak Budha yang terletak di Kalimantan Timur, tepatnya di kota Bangun, tak jauh dari Tenggarong ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara. Kerajaan ini merupakan penerus Kerajaan Martadipura.
Namun berbeda dengan Martadipura yang bercorak Hindu, Kerajaan Sri Bangun ini malah bercorak Buddha. Raja kerajaan Sri Bangun yang paling terkenal bernama Raja Qeva.
Nama Raja-Raja Kerajaan Sri Bangun :
  1. Raja Qeva
Peninggalan Kerajaan Sri Bangun :
  • Arca Buddha Pengembara
  • Patung Lembu Nandi
  • Patung Singa Noleh
  • Situs Sri Bangun
Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia :
Daftar di atas hanya membahas kerajaan bercorak Budha murni. Untuk kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, kami tampilkan listnya berikut ini, termasuk Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit.
  • Kerajaan Wijayapura
  • Kerajaan Kalingan
  • Kerajaan Kuripan
  • Kerajaan Negara Dipa
  • Kerajaan Negara Daha
  • Kerajaan Tarumanegara
  • Kerajaan Kahuripan
  • Kerajaan Janggala
  • Kerajaan Kediri
  • Kerajaan Singasari
  • Kerajaan Majapahit








Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia
Berikut ini adalah nama nama kerajaan Islam di Indonesia yang besar dan terkenal beserta sejarah, tahun berdiri dan tahun runtuhnya, masa kejayaannya, pusat pemerintahannya, serta nama-nama raja/sultan yang pernah berkuasa dan memerintah kesultanan.
Kerajaan Perlak
Kesultanan Perlak atau Peureulak adalah kerajaan Islam di Indonesia yang berpusat di wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh. Kerajaan ini diklaim sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia. Perlak pertama berdiri antara tahun 840 M sampai runtuh sekitar tahun 1292 M.
Kerajaan ini sempat menjadi pelabuhan niaga yang maju karena letaknya yang strategis dan dekat dengan jalur perdagangan di Selat Malaka. Perlak juga dikenal sebagai penghasil kayu perlak, yang bagus untuk membuat kapal. Kebanyakan pedagang dari Arab dan Persia singgah disini untuk berdagang.
Datangnya saudagar dari Timur Tengah juga membuat perkembangan agama Islam di daerah Aceh Timur menjadi cukup pesat. Perlak kemudian disatukan dengan Kerajaan Samudera Pasai yang saat itu berada di bawah masa pemerintahan sultan Samudera Pasai, Sultan Muhammad Malik Al Zahir.
Daftar Sultan Kerajaan Perlak
  1. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah (840-864)
  2. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah (864-888)
  3. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888-913)
  4. Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah (915-918)
  5. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah Johan Berdaulat (928-932)
  6. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah Johan Berdaulat (932-956)
  7. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat (956-983)
  8. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (986-1023)
  9. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1023-1059)
  10. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan Berdaulat (1059-1078)
  11. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan Berdaulat (1078-1109)
  12. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah Johan Berdaulat (1109-1135)
  13. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan Berdaulat (1135-1160)
  14. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah Johan Berdaulat (1160-1173)
  15. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah Johan Berdaulat (1173-1200)
  16. Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan Berdaulat (1200-1230)
  17. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat (1230-1267)
  18. Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267-1292)
Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara pulau Sumatera. Pusatnya dekat dengan sekitar kota Lhokseumawe dan Aceh Utara di provinsi Aceh. Kerajaan ini juga dikenal dengan nama Kesultanan Pasai atau Samudera Darussalam. Kerajaan ini menjadi salah satu kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Awalnya kerajaan Samudera Pasai didirikan pada tahun 1267 M dan kemudian runtuh pada tahun 1521 M akibat serangan dari Portugis yang masuk ke wilayah Sumatera. Raja pertama Samudera Pasai adalah Sultan Malik as-Saleh, ama aslinya adalah Marah Silu.
Sejarah kerajaan Samudera Pasai dapat ditemukan bersumberkan dari hikayat raja-raja Pasai, serta penemuan makam raja dan koin emas di era tersebut. Bukti keberadaan kerajaan ini juga tertera pada kitab karya musafir Maroko bernama Abu Abdullah ibn Batuthah yang terkenal.
Daftar Sultan Kerajaan Samudera Pasai
  1. Sultan Malik as-Saleh (Meurah Silu) (1267-1297)
  2. Sultan Al-Malik azh-Zhahir I / Muhammad I (1297-1326)
  3. Sultan Ahmad I (1326-1336)
  4. Sultan Al-Malik azh-Zhahir II (1336-1349)
  5. Sultan Zainal Abidin I (1349-1406)
  6. Ratu Nahrasyiyah (1406-1428)
  7. Sultan Zainal Abidin II (1428-1438)
  8. Sultan Shalahuddin (1438-1462)
  9. Sultan Ahmad II (1462-1464)
  10. Sultan Abu Zaid Ahmad III (1464-1466)
  11. Sultan Ahmad IV (1466-1466)
  12. Sultan Mahmud (1466-1468)
  13. Sultan Zainal Abidin III (1468-1474)
  14. Sultan Muhammad Syah II (1474-1495)
  15. Sultan Al-Kamil (1495-1495)
  16. Sultan Adlullah (1495-1506)
  17. Sultan Muhammad Syah III (1506-1507)
  18. Sultan Abdullah (1507-1509)
  19. Sultan Ahmad V (1509-1514)
  20. Sultan Zainal Abidin IV (1514-1517)
Kerajaan Aceh Darussalam
Kesultanan Aceh Darussalam atau Aceh saja, merupakan sebuah kerajaan Islam yang berpusat di provinsi Aceh di ujung pulau Sumatera. Kerajaan ini didirikan pertama pada tahun 1496 M sebelum akhirnya runtuh pada tahun 1903 M. Sultan pertama kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah.
Pusat pemerintahan Kesultanan Aceh Darussalam ada di kota Banda Aceh, dan sempat berpindah ke kota Keumala sejak tahun 1873 M. Kerajaan ini dikenal memiliki ideologi untuk menentang imperialisme bangsa Eropa yang di era itu mulai datang ke Indonesia.
Sistem pemerintahan pada Kesultanan Aceh Darussalam juga teratur dan sistematik, dengan pengembangan pusat pengkajian ilmu pengetahuan, termasuk ilmu fiqih Islam. Kesultanan Aceh akhirnya runtuh pada 1903 M setelah menyerah kepada pihak Belanda.
Daftar Sultan Kerajaan Aceh Darussalam
  1. Sultan Ali Mughayat Syah bin Sultan Syamsu Syah (1496-1528)
  2. Sultan ‘Adilullah bin Munawwar Syah (1528-1540)
  3. Sultan ‘Ali Ri’ayah Syah bin Munawwar Syah (1540)
  4. Sultan Salahuddin bin Ali Malik az Zahir (1530-1537)
  5. Sultan Alauddin bin Ali Malik az Zahir (1537-1568)
  6. Sultan Ali bin Alauddin Malik az Zahir (1568-1575)
  7. Sultan Muda (1575)
  8. Sultan Sri Alam (1575-1576)
  9. Sultan Zainal Abidin ibn Abdullah (1576-1577)
  10. Sultan Alauddin Mansur Syah ibn Ahmad (1577-1589)
  11. Sultan Ali ibn Munawar Syah (1589-1596)
  12. Sultan Alauddin Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604)
  13. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607)
  14. Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636)
  15. Sultan Iskandar Tsani Alauddin Mughayat Syah (1636-1641)
  16. Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam (1641-1675)
  17. Sri Ratu Naqiatuddin Nurul Alam (1675-1678)
  18. Sri Ratu Zaqiatuddin Inayat Syah (1678-1688)
  19. Sri Ratu Zainatuddin Kamalat Syah (1688-1699)
  20. Sultan Badrul Alam Syarif Hasyim Jamaluddin (1699-1702)
  21. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703)
  22. Sultan Jamalul Alam Badrul Munir (1703-1726)
  23. Sultan Jauharul Alam Aminuddin (1726)
  24. Sultan Syamsul Alam (1726-1727)
  25. Sultan Alauddin Ahmad Syah (1727-1735)
  26. Sultan Alauddin Johan Syah (1735-1760)
  27. Sultan Alauddin Mahmud Syah I (1760-1764)
  28. Sultan Badruddin Johan Syah (1764-1765)
  29. Sultan Alauddin Mahmud Syah I (1765-1773)
  30. Sultan Sulaiman Syah (1773)
  31. Sultan Alauddin Mahmud Syah I (1773-1781)
  32. Alauddin Muhammad Syah (1781-1795)
  33. Sultan Alauddin Jauhar al-Alam (1795-1823)
  34. Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1820)
  35. Sultan Alauddin Jauhar al-Alam (1795-1823)
  36. Sultan Muhammad Syah (1823-1838)
  37. Sultan Sulaiman Ali Iskandar Syah (1838-1857)
  38. Sultan Mansur Syah (1857-1870)
  39. Sultan Mahmud Syah (1870-1874)
  40. Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903)
Kerajaan Cirebon
Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam yang berada di provinsi Jawa Barat. Kerajaan ini berjaya pada abad 15 sampai 16 Masehi. Cirebon pertama berdiri pada tahun 1430 M dan kemudian runtuh pada tahun 1677 M. Cirebon menjadi salah satu kerajaan Islam ternama yang menjadi pelabuhan penting sebagai jalur perdagangan dan pelayaran di era tersebut.
Pusat pemerintahan Kesultanan Cirebon ada di pantai utara Jawa yang menjadi perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Cirebon pun memadukan dua budaya, yakni kebudayaan Jawa dan kebudayaan Sunda. Kesultanan Cirebon menjadi pusat kebudayaan di tanah Jawa sekaligus penyebaran agama Islam.
Kesultanan Cirebon akhirnya runtuh pada tahun 1677 Masehi, karena terjadi pembagian menjadi kesultanan Kasepuhan yang dipimpin Pangeran Martawijaya, kesultanan Kanoman yang dipimpin oleh Pangeran Kartawijaya, serta Panembahan Cirebon yang dipimpin Pangeran Wangsakerta.
Daftar Sultan Kerajaan Cirebon
  1. Sultan Cirebon I Pangeran Walangsungsang (1430-1479)
  2. Syarif Hidayatullah / Sunan Gunung Jati (1479-1568)
  3. Fatahillah (1568-1570)
  4. Sultan Zainul Arifin / Panembahan Ratu I (1570-1649)
  5. Sultan Abdul Karim / Panembahan Girilaya (1649-1677)
Kerajaan Demak
Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan ini juga menjadi kerajaan Islam terbesar di wilayah pantai utara Jawa. Sebelumnya Demak merupakan kadipaten peninggalan kerajaan Majapahit yang kemudian muncul menjadi kekuatan baru. Demak berdiri sejak tahun 147 M sampai runtuh di tahun 1554 M.
Hadirnya kerajaan Demak menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa, dan bahkan di Indonesia. Demak berdiri setelah runtuhnya kerajaan Majapahit, ditandai dengan berdirinya kota pelabuhan Demak yang sekarang menjadi kota Demak di provinsi Jawa Tengah.
Kerajaan Demak tidak bertahan lama dan mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Demak runtuh di tahun 1554 M dan menjadi bagian dari Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Hadiwijaya atau Jaka Tingkir, setelah ia menaklukkan Arya Penangsang selaku raja Demak yang terakhir sebelum runtuh.
Daftar Sultan Kerajaan Demak
  1. Raden Fatah (1475-1518)
  2. Pati Unus (1518-1521)
  3. Trenggana (1521-1546)
  4. Sunan Prawata (1546-1547)
  5. Arya Penangsang (1547-1554)
Kerajaan Banten
Kesultanan Banten adalah kerajaan Islam yang berpusat di Tatar Pasunda, provinsi Banten. Banten pertama berdiri pada tahun 1526 M sebelum akhirnya runtuh di tahun 1813 M. Berdirinya kesultanan Banten juga tak lepas dari munculnya kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak yang memperluas kekuatan dan pengaruhnya hingga ke pesisir barat pulau Jawa.
Kesultanan Banten menjadi kesultanan yang mandiri pada tahun 1552 setelah Maulana Hasanuddin ditasbihkan oleh ayahnya yaitu Sunan Gunung Jati sebagai Sultan di Banten. Banten juga dikenal sebagai kerajaan maritim dan mengandalkan perdagangan dalam menopang perekonomiannya.
Kerajaan Banten mampu mempertahankan kejayaan selama hampir 3 abad, meski juga terus digempur oleh bangsa Eropa. Masa kejayaan kesultanan Banten terjadi saat kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa antara tahun 1651 sampai 1682 M. Namun akhirnya Banten runtuh pada tahun 1813 M akibat pengaruh kekuatan Hindia-Belanda
Daftar Sultan Kerajaan Banten
  1. Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570)
  2. Sultan Maulana Yusuf (1570-1585)
  3. Sultan Maulana Muhammad (1585-1596)
  4. Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulkadir (1596-1647)
  5. Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad (1647-1651)
  6. Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683)
  7. Sultan Abu Nashar Abdul Qahar (1683-1687)
  8. Sultan Abu al-Fadhl Muhammad Yahya (1687-1690)
  9. Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainulabidin (1690-1733)
  10. Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin (1733-1750)
  11. Sultan Syarifuddin Ratu Wakil2 (1750-1752)
  12. Sultan Abu al-Ma’ali Muhammad Wasi (1752-1753)
  13. Sultan Abu al-Nasr Muhammad Arif Zainulasyiqin (1753-1773)
  14. Sultan Aliyuddin I (1773-1799)
  15. Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1799-1801)
  16. Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin (1801-1802)
  17. Sultan Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803)
  18. Sultan Aliyuddin II (1803-1808)
  19. Sultan Wakil Pangeran Suramenggala (1808-1809)
  20. Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin (1809-1813)
Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan Islam yang pusat pemerintahannya ada di provinsi Jawa Tengah. Kesultanan ini merupakan kelanjutan dari kesultanan Demak. Pajang pertama berdiri pada tahun 1568 M dan kemudian runtuh pada tahun 1586 M.
Kesultanan Pajang merupakan kerajaan pertama yang muncul di pedalaman Jawa setelah runtuhnya kerajaan Islam di daerah pantai utara pesisir. Pendiri sekaligus sultan pertama Kerajaan Pajang adalah Jaka Tingkir yang kemudian dikenal dengan gelar Sultan Hadiwijaya.
Usai Hadiwijaya lengser, sempat terjadi perebutan kekuasaan antara anaknya dan menantunya. Hal ini kemudian memicu serangkaian peristiwa sebelum Pajang runtuh di tahun 1587. Usai runtuh, Pajang dijadikan sebagai bawahan dari kesultanan Mataram Islam.
Daftar Sultan Kerajaan Pajang
  1. Sultan Hadiwijaya / Jaka Tingkir (1568-1583)
  2. Sultan Ngawantiputra / Arya Pangiri (1583-1586)
  3. Sultan Prabuwijaya / Pangeran Benawa (1586-1587)
Kerajaan Mataram Islam
Kesultanan Mataram Islam adalah kerajaan bercorak Islam yang ada di pulau Jawa pada abad ke 17 M. Kerajaan ini awalnya hanya bernama Mataram, namun sering disebut sebagai Mataram Islam atau Mataram Baru, untuk membedakan dengan Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Hindu.
Kerajaan ini dipimpin dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan. Asal-usulnya adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang. Raja pertamanya adalah Sutawijaya atau Panembahan Senapati, putra dari Ki Ageng Pemanahan.
Pada masa kejayaannya, kerajaan Mataram Islam pernah menyatukan tanah Jawa dan berperang melawan VOC dari pihak Belanda. Mataram Islam kemudian runtuh akibat adanya pemberontakan serta kekuasaan dan campur tangan dari pihak VOC.
Daftar Sultan Kerajaan Mataram Islam 
  1. Ki Ageng Pamanahan (1556-1584)
  2. Panembahan Senapati (1584-1601)
  3. Raden Mas Jolang (1601-1613)
  4. Raden Mas Rangsang (1613-1646)
  5. Amangkurat I (1646-1676)
  6. Amangkurat II (1677-1703)
Kerajaan Ternate
Kesultanan Ternate merupakan slaah satu kerajaan Islam di kepulauan Maluku. Kerajaan ini disebut juga sebagai Kerajaan Gapi. Ternate pertama didirikan pada tahun 1257 M sampai tahun 1950 M. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara.
Masa kejayaan Kesultanan Ternate terjadi di abad 16, dimana wilayahnya dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di seluruh dunia. Selain itu kekuasaan Ternate juga meluas berkat kekuatan militernya, hingga meluas sampai wilayah Sulawesi, Filipina dan kepulauan Marshall di Pasifik.
Kerajaan Ternate kemudian sempat mengalami kemunduran hingga runtuh di awal abad 17. Namun pengaruh Ternate masih cukup besar di wilayah Indonesia Timur, bahkan sampai Indonesia merdeka. Kesultanan Ternate kemudian melebur dengan Indonesia, dan hingga kini simbol budaya Kesultanan Ternate masih tetap ada.
Daftar Sultan Kerajaan Ternate
  1. Baab Mashur Malamo (1257-1277)
  2. Jamin Qadrat (1277-1284)
  3. Komala Abu Said (1284-1298)
  4. Bakuku (Kalabata) (1298-1304)
  5. Ngara Malamo (Komala) (1304-1317)
  6. Patsaranga Malamo (1317-1322)
  7. Cili Aiya (Sidang Arif Malamo) (1322-1331)
  8. Panji Malamo (1331-1332)
  9. Syah Alam (1332-1343)
  10. Tulu Malamo (1343-1347)
  11. Kie Mabiji (Abu Hayat I) (1347-1350)
  12. Ngolo Macahaya (1350-1357)
  13. Momole (1357-1359)
  14. Gapi Malamo I (1359-1372)
  15. Gapi Baguna I (1372-1377)
  16. Komala Pulu (1377-1432)
  17. Marhum (Gapi Baguna II) (1432-1486)
  18. Zainal Abidin (1486-1500)
  19. Sultan Bayanullah (1500-1522)
  20. Hidayatullah (1522-1529)
  21. Abu Hayat II (1529-1533)
  22. Tabariji (1533-1534)
  23. Khairun Jamil (1535-1570)
  24. Babullah Datu Syah (1570-1583)
  25. Said Barakat Syah (1583-1606)
  26. Mudaffar Syah I (1607-1627)
  27. Hamzah (1627-1648)
  28. Mandarsyah (1648-1650)
  29. Manila (1650-1655)
  30. Mandarsyah (1655-1675)
  31. Sibori (1675-1689)
  32. Said Fatahullah (1689-1714)
  33. Amir Iskandar Zulkarnain Syaifuddin (1714-1751)
  34. Ayan Syah (1751-1754)
  35. Syah Mardan (1755-1763)
  36. Jalaluddin (1763-1774)
  37. Harunsyah (1774-1781)
  38. Achral (1781-1796)
  39. Muhammad Yasin (1796-1801)
  40. Muhammad Ali (1807-1821)
  41. Muhammad Sarmoli (1821-1823)
  42. Muhammad Zain (1823-1859)
  43. Muhammad Arsyad (1859-1876)
  44. Ayanhar (1879-1900)
  45. Muhammad Ilham (Kolano Ara Rimoi) (1900-1902)
  46. Haji Muhammad Usman Syah (1902-1915)
  47. Iskandar Muhammad Jabir Syah (1929-1950)
Kerajaan Tidore
Kesultanan Tidore merupakan salah satu kerajaan Islam di kepulauan Maluku. Pusat pemerintahannya ada di kota Tidore, Maluku Utara. Kerajaan Tidore ini pertama didirikan pada 1081 M sampai tahun 1950 M saat melebur ke wilayah Indonesia yang sudah merdeka.
Masa kejayaan kerajaan Tidore terjadi pada abad 16 sampai abad 18 M. Saat itu wilayah Tidore terus meluas sampai wilayah pesisir Papua Barat. Tidore juga sempat berselisih dengan Kesultanan Ternate yang juga kerajaan Islam di Maluku. Kedua kesultanan ini sempat mendapat dukungan, masing-masing dari Spanyol dan Portugis.
Saat masa jajahan Belanda ke Indonesia, Tidore tetap menjadi kerajaan merdeka dan menolak penguasaan VOC di tanah Maluku. Meski begitu VOC tetap mampu mengontrol perdagangan rempah-rempah di wilayah Tidore sehingga menyebabkan kerugian bagi Tidore.
Daftar Sultan Kerajaan Tidore
  1. Kolano Syahjati alias Muhammad Naqil bin Jaffar Assidiq
  2. Kolano Bosamawange
  3. Kolano Syuhud alias Subu
  4. Kolano Balibunga
  5. Kolano Duko adoya
  6. Kolano Kie Matiti
  7. Kolano Seli
  8. Kolano Matagena
  9. Kolano Nuruddin (1334-1372)
  10. Kolano Hasan Syah (1372-1405)
  11. Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin (1495-1512)
  12. Sultan Al Mansur (1512-1526)
  13. Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnain (1526-1535)
  14. Sultan Kiyai Mansur (1535-1569)
  15. Sultan Iskandar Sani (1569-1586)
  16. Sultan Gapi Baguna (1586-1600)
  17. Sultan Mole Majimo alias Zainuddin (1600-1626)
  18. Sultan Ngora Malamo alias Alauddin Syah (1626-1631)
  19. Sultan Gorontalo alias Saiduddin (1631-1642)
  20. Sultan Saidi (1642-1653)
  21. Sultan Mole Maginyau alias Malikiddin (1653-1657)
  22. Sultan Saifuddin alias Jou Kota (1657-1674)
  23. Sultan Hamzah Fahruddin (1674-1705)
  24. Sultan Abdul Fadhlil Mansur (1705-1708)
  25. Sultan Hasanuddin Kaicil Garcia (1708-1728)
  26. Sultan Amir Bifodlil Aziz Muhidin Malikul Manan (1728-1757)
  27. Sultan Muhammad Mashud Jamaluddin (1757-1779)
  28. Sultan Patra Alam (1780-1783)
  29. Sultan Hairul Alam Kamaluddin Asgar (1784-1797)
  30. Sultan Syaidul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad (1797-1805)
  31. Sultan Zainal Abidin (1805-1810)
  32. Sultan Motahuddin Muhammad Tahir (1810-1821)
  33. Sultan Achmadul Mansur Sirajuddin Syah (1821-1856)
  34. Sultan Achmad Syaifuddin Alting (1856-1892)
  35. Sultan Achmad Fatahuddin Alting (1892-1894)
  36. Sultan Achmad Kawiyuddin Alting alias Shah Juan (1894-1906)
  37. Sultan Zainal Abidin Syah (1947-1950)
Kerajaan Gowa
Kesultanan Gowa atau ditulis Goa, merupakan salah satu kerajaan Islam di Sulawesi Selatan. Gowa menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar dan tersukses di Sulawesi Selatan. Pusat pemerintahannya ada di Gowa dan daerah di sekitarnya. Gowa berdiri sejak tahun 1300 M dan kemudian runtuh pada tahun 1946 M.
Sebelumnya kerajaan Gowa merupakan bentuk penyatuan dari Kesultanan Gowa dan Tallo. Kerajaan Gowa memiliki raja yang terkenal yakni Sultan Hasanuddin. Ia dikenal sebagai pejuang yang gigih dan terlibat dalam Perang Makassar melawan VOC yang dibantu Kesultanan Bone pimpinan Arung Palakka.
Puncak keemasan kesultanan Gowa terjadi pada abad ke 17 M. Namun kekuasaan Gowa mulai menurun saat pihak Belanda masuk ke Indonesia. Usai Indonesia merdeka, Kerajaan Gowa pun memutuskan melebur dan berubah menjadi daerah tingkat II Kabupaten Gowa.
Daftar Sultan Kerajaan Gowa
  1. Tumanurung Bainea
  2. Tumassalangga Baraya
  3. Puang Loe Lembang
  4. I Tuniatabanri
  5. Karampang ri Gowa
  6. Tunatangka Lopi
  7. Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna
  8. Pakere Tau Tunijallo ri Passukki
  9. Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna
  10. I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tunipallangga Ulaweng (1546-1565)
  11. I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte
  12. I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo (1565-1590)
  13. I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu (1593)
  14. I Mangari Daeng Manrabbia Sultan Alauddin I Tuminanga ri Gaukanna (1593-1639)
  15. I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikussaid Tuminanga (1639-1653)
  16. I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin Tuminanga (1653-1669)
  17. I Mappasomba Daeng Nguraga Sultan Amir Hamzah Tuminanga ri Allu’ (1669-1681)
  18. Sultan Mohammad Ali (Karaeng Bisei) Tumenanga ri Jakattara (1674-1677)
  19. I Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Tuminanga 1677-1709)
  20. La Pareppa Tosappe Wali Sultan Ismail Tuminanga ri Somba Opu (1709-1711)
  21. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi
  22. I Manrabbia Sultan Najamuddin
  23. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi (1735)
  24. I Mallawagau Sultan Abdul Chair (1735-1742)
  25. I Mappibabasa Sultan Abdul Kudus (1742-1753)
  26. Amas Madina Batara Gowa (1747-1795)
  27. I Mallisujawa Daeng Riboko Arungmampu Tuminanga ri Tompobalang (1767-1769)
  28. I Temmassongeng Karaeng Katanka Sultan Zainuddin Tuminanga ri Mattanging (1770-1778)
  29. I Manawari Karaeng Bontolangkasa (1778-1810)
  30. I Mappatunru / I Mangijarang Karaeng Lembang Parang Tuminang ri Katangka (1816-1825)
  31. La Oddanriu Karaeng Katangka Tuminanga ri Suangga (1825-1826)
  32. I Kumala Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Moh Aidid Tuminanga (1826-1893)
  33. I Malingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka Sultan Idris Tuminanga (1893-1895)
  34. I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang Sultan Husain Tuminang (1895-1906)
  35. I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan Muhammad Tahur (1936-1946)
  36. Andi Ijo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin (1946-1950)
Kerajaan Islam di Sumatera
  • Kerajaan Jeumpa
  • Kesultanan Peureulak
  • Kesultanan Samudera Pasai
  • Kesultanan Lamuri
  • Kerajaan Pedir
  • Kerajaan Daya
  • Kerajaan Linge
  • Kesultanan Aceh
  • Kesultanan Indrapura
  • Kerajaan Pagaruyung
  • Kerajaan Siguntur
  • Kerajaan Sungai Pagu
  • Kerajaan Bungo Setangkai
  • Kesultanan Jambi
  • Kesultanan Serdang
  • Kesultanan Asahan
  • Kesultanan Deli
Kerajaan Islam di Jawa
  • Kesultanan Cirebon
  • Kesultanan Demak
  • Kesultanan Banten
  • Kesultanan Pajang
  • Kesultanan Mataram Islam
  • Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
  • Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Kerajaan Islam di Kalimantan
  • Kesultanan Pasir
  • Kesultanan Banjar
  • Kesultanan Kotawaringin
  • Kerajaan Pagatan
  • Kesultanan Sambas
  • Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
  • Kesultanan Berau
  • Kesultanan Sambaliung
  • Kesultanan Gunung Tabur
  • Kesultanan Pontianak
  • Kerajaan Tidung
  • Kerajaan Tidung Kuno
  • Kesultanan Bulungan
Kerajaan Islam di Sulawesi
  • Kesultanan Gowa
  • Kesultanan Buton
  • Kesultanan Bone
  • Kesultanan Tallo
  • Kerajaan Banggai
Kerajaan Islam di Maluku
  • Kesultanan Ternate
  • Kesultanan Tidore
  • Kesultanan Jailolo
  • Kesultanan Bacan
  • Kerajaan Tanah Hitu
  • Kerajaan Iha
  • Kerajaan Huamual