Hipotermia merupakan musuh para pendaki, keadaan dimana mekanisme tubuh kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin, akibatnya adalah suhu tubuh akan turun dengan cepat dan bisa berakibat fatal bagi yang menderitanya. Oleh karena itu, suhu yang dingin di gunung harus dipandang sebagai suatu tantangan sekaligus potensi bahaya yang selalu mengintai apabila kita sedang dalam aktivitas mendaki gunung.
Persiapan yang matang dibutuhkan oleh para pendaki, apabila berniat untuk mendaki gunung yang ketinggiannya lebih dari 1200 MDPL. Kondidi fisik yang prima, perbekalan, kerjasama tim, pengetahuan tentang medan, teknik bertahan hidup, dan pengetahuan mengenai kegiatan mendaki wajib dimiliki bukan hanya oleh pemimpin dalam suatu tim pendakian namun setiap orang yang ada dalam tim tersebut.
Sebagaimana kita tahu, gunung adalah dataran tinggi, dan dataran tinggi sudah pasti memiliki suhu yang rendah atau dingin. Oleh karena itu, sebelum memulai kegiatan ini, kita harus memastikan bahwa kita sudah menyiapkan pakaian yang sesuai dan cocok untuk udara dingin di atas gunung. Dari sekian banyak teknik mendaki gunung, ada satu teknik yang berhubungan dengan ini. Namanya adalah “Teknik Layering”, teknik ini memberikan informasi bagaimana seharusnya kita berpakaian ketika ada di gunung, memilih jenis pakaian yang cocok agar kita terhindar dari hipotermia karena cuaca atau suhu yang dingin.
Teknik Layering merupakan teknik tentang lapisan-lapisan pakaian yang harus dipakai ketika mendaki gunung, dan dalam teknik ini ada tiga lapisan pakaian yang wajib kita ketahui, diantaranya adalah:
1. Base Layer
Base layer adalah pakaian yang secara langsung menempel pada tubuh kita. Ketika kita melakukan olahraga yang berat, maka tubuh kita akan mengeluarkan keringat, kan? Keringat yang keluar dari tubuh kita pada saat mendaki di gunung ternyata bisa berbahaya apabila membasahi baju kita terlalu lama, berbahaya karena berpotensi menyebabkan hipotermia. Pada umumnya orang menggunakan bahan katun, dengan alasan menyerap keringat. Bahan katun memang menyerap keringat, namun bahan katun tidak mampu menguapkan cairan keringat yang diserapnya, sehingga keringat yang tidak menguap tadi akan terus menyerap di pakaian dan menyebabkan pakaian yang kita kenakan menjadi basah atau lepek.
Oleh karena itu, bahan pakaian yang baik digunakan sebagai base layer adalah pakaian yang terbuat dari bahan wol atau polyester. Kedua bahan ini, tidak hanya memiliki kemampuan untuk menyerap keringat, namun juga memiliki kemampuan untuk menguapkan cairan keringat ke lapisan pakaian yang ada di atasnya.
2. Insulating Layer
Lapisan yang kedua yaitu Insulating Layer, lapisan ini bertugas untuk menjebak panas yang ada di dalam tubuh agar tidak keluar, sehingga tubuh kita akan tetap terasa hangat walaupun suhu di sekitar kita cukup dingin. Bahan yang baik digunakan sebagai insulating layer adalah pakaian yang berbahan bulu angsa (down), atau pakaian yang berbahan polar. Kedua bahan ini sudah terbukti dapat menyimpan panas tubuh dengan baik.
3. Shell Layer
Lapisan yang dikenal dengan istilah “Shell Layer”, lapisan ini sangat penting untuk selalu dibawa ketika kita hendak mendaki gunung. Lapisan ini bertugas untuk mencegah angin dan air masuk dan membasahi lapisan kedua dan lapisan pertama yang kita kenakan. Mengingat cuaca yang kadang tidak menentu di pegunungan, shell layer wajib untuk dibawa oleh para pendaki.
Dalam mendaki gunung, tentu saja diperlukan persiapan yang matang, diantaranya pada pakaian yang kita kenakan. Pakaian yang tepat akan menghindarkan kita dari resiko terkena hipotermia ketika mendaki di gunung. Jadi mulai hindari pendakian yang beresiko, karena puncak bukanlah tujuan utama, melainkan pulang dengan selamat adalah tujuan yang sebenar-benarnya.
Source